"Beberapa peluru tunggal yang tampaknya ditujukan dengan baik ditembakkan ke arah mereka (para jurnalis) dari arah pasukan keamanan Israel."
Shamdasani menambahkan peluru terus ditembakkan ke seorang pria tak bersenjata yang mencoba datang membantu Shireen Abu Akleh, serta seorang jurnalis yang berlindung di balik pohon.
Kepala OHCHR Michelle Bachelet terus mendesak pihak berwenang Israel untuk membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan Shireen Abu Akleh, menurut Shamdasani.
Dalam sebuah pernyataan menanggapi pengarahan Shamdasani, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersikeras telah terjadi baku tembak antara pasukan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina.
"Sejak insiden itu, IDF telah menyelidiki dan meninjau keadaan kematian Abu Akleh," kata pernyataan itu.
"Penyelidikan IDF dengan jelas menyimpulkan bahwa Abu Akleh tidak sengaja ditembak oleh seorang tentara IDF dan tidak mungkin untuk menentukan apakah dia dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina yang menembak tanpa pandang bulu di daerahnya atau secara tidak sengaja oleh seorang tentara IDF."
Para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, awalnya mencoba berargumen bahwa orang-orang bersenjata Palestina bisa saja membunuh Shireen Abu Akleh.
Namun, Israel kemudian mundur dan mengatakan tidak menutup kemungkinan seorang tentara Israel telah melepaskan tembakan.
Baca juga: Polisi Israel Serang Pelayat Palestina yang Membawa Peti Mati Jurnalis Shireen Abu Akleh
Israel belum menyimpulkan apakah ada orang yang akan menghadapi tuntutan pidana atas pembunuhan itu, dan belum merilis temuan yang muncul dari penyelidikan internal.
Jaringan Media Al Jazeera mengumumkan pada 26 Mei bahwa mereka telah menugaskan tim hukum untuk merujuk pembunuhan itu ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.
Pengacara yang menangani kasus yang diajukan ke ICC atas penargetan jurnalis Palestina oleh pasukan Israel juga mengatakan mereka akan menambahkan pembunuhan Shireen Abu Akleh ke dalam kasus tersebut.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)