Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KRUEN – Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersama para pemimpin dari negara G7 kompak mengumumkan sanksi tambahan pada negara pimpinan Putin, dengan melarang impor emas dari Rusia.
Pengumuman ini disampaikan setelah G7 menggelar pertemuan puncak KTT di Jerman, pada Minggu (26/6/2022).
Dengan kesepakatan tersebut nantinya semua emas yang berasal dari penambang Rusia tidak lagi diperbolehkan untuk dijual di negara-negara yang tergabung dalam kelompok G7 mencakup negara AS, Prancis, Italia, Jerman, serta Kanada, dan Jepang.
Baca juga: Sebelum ke Ukraina, Jokowi Terlebih Dahulu Hadiri KTT G7 di Jerman
Tak mau ketinggalan, Inggris juga diketahui juga turut menyusul negara yang lainnya untuk memberlakukan aturan sanksi ini.
Langkah tersebut bahkan membuat London yang merupakan importir penting logam mulia Rusia terpaksa memutus akses perdagangan emasnya.
Hal ini pun sejalan dengan sikap, lembaga standar pasar Inggris yaitu London Bullion Market Association yang baru-baru ini telah menghapus tambang emas Rusia dari daftar terakreditasinya.
Sebelum London memberlakukan aturan tersebut, Rusia biasanya mengekspor emas sebanyak 28 persen atau sekitar 15 miliar dolar AS berdasarkan data UN Comtrade, namun setelah adanya invasi pengiriman emas Rusia ke London terus mengalami penurunan hingga nilainya anjlok menyentuh nol.
“Larangan impor akan segera berlaku, baik untuk emas yang baru ditambang atau dimurnikan. Tentunya akan dan memberikan dampak besar pada kemampuan Presiden Vladimir Putin untuk mengumpulkan dana,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Baca juga: Agenda Kunjungan Jokowi ke Luar Negeri: Hadiri KTT G7 hingga Bahas Perdamaian Ukraina-Rusia
Larangan tersebut sebenarnya telah lebih dulu diterapkan presiden Amerika Joe Biden ke warga negara AS, dimana mereka dilarang keras terlibat dalam aktivitas transaksi terkait emas Rusia.
Rencananya aturan ini akan serentak dimulai pada Selasa depan (28/6/2022), tak hanya pada komoditas emas saja namun juga untuk semua logam baik tembaga, nikel, dan paladium
Meski sejumlah negara telah memberlakukan aturan ini namun mengutip dari Bloomberg hingga saat ini asosiasi penyulingan Swiss masih mendominasi perdagangan impor emas Rusia, ini diketahui setelah 3 ton emas berhasil diselundupkan ke Swiss melalui jalur Inggris
Bea Cukai Swiss kini sedang melacak kabar importasi emas asal Rusia yang ada di negaranya, lantaran hal tersebut berpotensi mendatangkan pertentangan karena melanggar penerapan sanksi ekonomi negara-negara Barat.
Baca juga: Sebelum ke Ukraina, Jokowi Terlebih Dahulu Hadiri KTT G7 di Jerman
Sementara itu Rusia sendiri hingga saat ini masih sibuk mencari opsi penjualan baru, dengan menargetkan China dan Timur Tengan yang bukan bagian dari G-7 untuk menjadi sumber importir emas terbesar di negaranya.