TRIBUNNEWS.COM - Berikut beberapa fakta terkait Roe v Wade atau dikenal preseden hukum di AS yang memperbolehkan wanita melakukan aborsi selama 50 tahun.
Kini, Mahkamah Agung AS membatalkan putusan Roe v Wade yang membuat perempuan dilarang melakukan aborsi pada Jumat (24/6/2022).
Presiden AS Joe Biden pun memahami pembatalan putusan Roe v Wade ini membuat gelombang unjuk rasa meningkat di AS.
Sebab, putusan ini telah membuat sejarah baru di AS dimana masyarakat seakan terbelah dalam pandangannya terhadap kasus ini.
Baca juga: Senat AS Gagal Lanjutkan Pembahasan RUU Hak Aborsi Nasional
Joe Biden Mencari Solusi
Presiden Joe Biden kini tengah mencari solusi atas kasus Roe v Wade yang membuat masyarakat AS melakukan demonstrasi di seluruh negeri.
Menurut Biden, untuk mengatasi persoalan ini, pemerintahannya akan mengawasi secara ketat bagaimana hukum larangan aborsi ini ditegakkan.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
Namun, beberapa pejabat Gedung Putih sudah mengisyaratkan untuk melawan negara-negara bagian yang mencoba melarang pil untuk aborsi.
"Mahkamah Agung telah membuat beberapa keputusan yang mengerikan," kata Biden pada Sabtu (25/6/2022), dikutip dari Sky News.
"Keputusan dilaksanakan oleh negara bagian. Pemerintahan saya akan fokus pada bagaimana mereka mengelola dan apakah mereka melanggar undang-undang lain atau tidak," tambahnya.
Biden Menghormati Putusan MA
Meskipun Biden secara terbuka tidak setuju dengan putusan pelarangan aborsi, tetapi juru bicaranya mengatakan, Biden "menghormati" Mahkamah Agung yang telah memutuskan hal itu.
"Ketika presiden berkomentar tentang keputusan pengadilan, itu tentang keputusan itu. Dia melihat pengadilan jelas sah dan dia menghormati pengadilan ... itu adalah pengadilan yang sangat dia hormati."
"Tentang perluasan pengadilan, itu adalah sesuatu yang tidak disetujui oleh presiden. Itu bukan sesuatu yang ingin dia lakukan," kata Juru Bicara Biden, Karine Jean-Pierre dalam wawancara di Air Force One.