“Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil,” katanya secara terpisah, menunjukkan tidak ada target militer di dekatnya yang bisa menjadi sasaran Rusia.
Petugas pemadam kebakaran dan tentara terlihat memindahkan potongan logam yang hancur saat mereka mencari korban selamat.
"Kami tidak mengerti berapa banyak orang yang masih tersisa di bawah reruntuhan," kata kepala layanan penyelamatan regional di televisi.
Kode 200: temuan lebih dari satu mayat
Pada satu titik, paramedis bergegas ke gedung setelah penyelamat memanggil "200" yang berarti mereka telah menemukan satu atau lebih mayat di dalam gedung.
Wartawan kemudian didorong menjauh dari tempat kejadian saat sirene serangan udara meraung lagi.
Charles Stratford dari Al Jazeera, melaporkan dari Kyiv, mengatakan sekitar setengah dari mereka yang terluka menerima perawatan di rumah sakit.
"Warga Ukraina mengatakan bahwa tidak ada target strategis yang bisa menjadi sasaran dalam serangan ini," kata Stratford.
"Yang kami tahu adalah bahwa jembatan kota kemarin dihantam oleh peluru Rusia, menurut militer Ukraina, dan setidaknya satu tewas dan lima lainnya terluka."
Menggambarkan "gambar-gambar mengerikan" api dan asap mengepul dari pusat perbelanjaan, Stratford mengatakan "Kremlin memberi tahu dunia bahwa mereka berusaha menghindari korban sipil dalam perang ini.
“Kremenchuk sekitar 200 kilometer dari garis depan selatan, dan jaraknya sama ke timur,” katanya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-125, Berikut Peristiwa yang Terjadi
Wali Kota Vitaliy Maletskiy menulis di Facebook bahwa serangan itu "menghantam daerah yang sangat ramai, yang 100 persen dipastikan tidak memiliki hubungan dengan angkatan bersenjata".
Serangan itu memicu kecaman dari pejabat Ukraina di seluruh dunia, termasuk menteri luar negeri Dmytro Kuleba, yang menyerukan lebih banyak persenjataan berat untuk dikirim ke Ukraina dan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.
Guterres tanggapi serangan di Kremenchuk