News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Antrean Warga Sri Lanka Mengular, Bahan Bakar Didistribusikan Lewat Sistem Token

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Angkutan umum antre membeli BBM di Sri Lanka. Pemerintah Sri Lanka mendaftar warganya yang hendak mengantre di tempat pengisian bahan bakar dan membelinya dengan token.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Pemerintah Sri Lanka mendaftar warganya untuk mengantre dan membeli  Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan token.

Mekanisme ini diterapkan untuk mengurai antrean bahan bakar yang panjang.

Dikutip dari laman www.dailynews.lk, Selasa (28/6/2022), Juru Bicara militer Sri Lanka, Brigjen Dilantha Premaratne mengatakan bahwa mekanisme ini dilaksanakan bersama aparat gabungan yakni polisi, militer, dan pengelola SPBU.

Sedangkan Juru Bicara Angkatan Udara (AU) Sri Lanka, Kapten Dushan Wijesinghe menyampaikan bahwa mereka yang menunggu dalam antrean akan didaftarkan.

Sehingga nama, nomor ID, alamat, dan nomor kendaraan mereka akan dicatat.

Saat stok bahan bakar tiba di stasiun pengisian bahan bakar yang telah memuat nama mereka, maka mereka akan langsung diberitahu.

Setelah itu, mereka yang terdaftar bisa datang dan mendapatkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) mereka.

Baca juga: Gara-gara Ambulans Kurang Bahan Bakar, Seorang Pria di Sri Lanka Akhirnya Mati

Pada briefing yang diadakan untuk mereka yang mengantre di SPBU pada Senin kemarin, pihak berwenang menyampaikan kepada mereka yang menunggu untuk didaftarkan bahwa mulai Senin kemarin, hanya mereka yang telah mendaftar dan diberi token yang diizinkan untuk mendapatkan bahan bakar.

Sementara itu, Sekretaris Gabungan Asosiasi Distributor Minyak Bumi, Kapila Naotunna pada Senin sore waktu setempat mengatakan bahwa ia sangat menentang penerbitan kartu 'token'.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, BBM Menghilang di SPBU dan Tarif Listrik Naik 835 Persen

Menurutnya, itu adalah langkah yang sama sekali tidak efektif.

Dirinya menegaskan bahwa sistem ini tidak akan menjamin bahan bakar tersedia bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.

"Hanya mereka yang berkeliaran di stasiun pengisian bahan bakar dan tidak memiliki pekerjaan yang dapat mengantre dan mendaftar," kata Naotunna.

Baca juga: Ancam Mogok Operasi, Asosiasi Bus Sri Lanka Tuntut Revisi Tarif Tiket Penumpang

Ia pun memberikan peringatan bahwa ada kelompok tertentu yang menyempatkan diri untuk mengantre bensin dan sebagian besar token pun akan mereka peroleh.

Saat antrean bahan bakar terus bertambah, banyak warga Sri Lanka yang berkemah di luar SPBU menunggu dalam antrean, dengan harapan stok bahan bakar akan tiba dalam waktu dekat.

Hal itu karena mereka yang bekerja penuh waktu, tentu tidak dapat menghabiskan waktu selama berhari-hari di SPBU.

Mirisnya, penjualan bahan bakar di pasar gelap pun terus mengalami peningkatan dengan penjualan bensin antara 1500 hingga 1800 rupee Sri Lanka per liter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini