Kudeta yang dilakukan Soviet di Cekoslowakia mengakibatkan pemerintah komunis berkuasa di perbatasan Jerman.
Negara barat mulai khawatir karena partai komunis mendapat keuntungan dari pemilihan umum di Italia.
Selanjutnya, peristiwa di Jerman juga menimbulkan kekhawatiran.
Pendudukan dan pemerintahan Jerman setelah perang telah lama diperdebatkan.
Pada pertengahan 1948, Perdana Menteri Soviet Joseph Stalin memilih untuk menguji tekad Barat dengan menerapkan blokade terhadap Berlin Barat, yang saat itu berada di bawah kendali bersama AS, Inggris, dan Prancis.
Diketahui, Jerman Barat dikelilingi oleh Jerman Timur yang dikuasai Soviet.
Krisis Berlin ini membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet ke ambang konflik.
Baca juga: Sempat Tolak Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Kini Turki Cabut Hak Vetonya
Perjanjian Brussel
Peristiwa ini menyebabkan pejabat AS menjadi semakin waspada terhadap kemungkinan negara-negara Eropa Barat bernegosiasi dengan Soviet demi jaminan keamanan.
Untuk mengatasinya, Pemerintahan Truman mempertimbangkan pembentukan aliansi Eropa-Amerika yang akan mengikat Amerika Serikat demi memperkuat keamanan Eropa Barat.
Negara-negara Eropa Barat bersedia mempertimbangkan solusi keamanan kolektif.
Inggris Raya, Prancis, Belgia, Belanda dan Luksemburg menandatangani Perjanjian Brussel pada bulan Maret 1948.
Perjanjian mereka memberikan pertahanan kolektif.
Bunyinya, yaitu jika salah satu dari negara-negara ini diserang, yang lain terikat untuk membantu mempertahankannya.