Kurangnya diagnosis laboratorium dan pengawasan yang lemah berarti banyak kasus tidak terdeteksi.
"Wabah khusus ini bagi kami berarti keadaan darurat," kata Ahmed Ogwell, direktur pelaksana Pusat Pengendalian Penyakit Afrika.
WHO mengatakan cacar monyet telah menyebar ke negara-negara Afrika yang belum pernah terlihat sebelumnya, termasuk Afrika Selatan, Ghana dan Maroko.
Tetapi lebih dari 90 persen infeksi di benua itu terjadi di Kongo dan Nigeria, menurut direktur WHO Afrika, dokter Moeti Matshidiso.
Vaksin tidak pernah digunakan untuk menghentikan wabah cacar monyet di Afrika; para pejabat sebagian besar mengandalkan pelacakan kontak dan isolasi.
WHO mencatat bahwa mirip dengan perebutan vaksin Covid-19 tahun lalu, negara-negara dengan persediaan vaksin cacar monyet belum membagikannya dengan Afrika.
"Kami tidak memiliki sumbangan yang telah ditawarkan ke negara-negara (miskin)," kata Fiona Braka, yang mengepalai tim tanggap darurat WHO di Afrika.
"Kami tahu bahwa negara-negara yang memiliki beberapa stok, mereka terutama memesannya untuk populasi mereka sendiri."
Matshidiso mengatakan WHO sedang dalam pembicaraan dengan produsen dan negara-negara dengan stok untuk melihat apakah mereka dapat membagikan vaksin.
"Kami ingin melihat sorotan global pada cacar monyet bertindak sebagai katalis untuk mengalahkan penyakit ini sekali dan untuk semua di Afrika," katanya pada Kamis.
Baca juga artikel lain terkait Penyakit Cacar Monyet
(Tribunnews.com/Rica Agustina)