Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SOFIA - Dua pesawat Rusia terbang dari Bulgaria pada hari Minggu (3/7/2022) membawa sejumlah staf diplomatik Rusia dan keluarga mereka.
Hal ini terjadi setelah muncul pengusiran massal oleh Pemerintah Bulgaria kepada diplomat Rusia di negaranya, sehingga mendorong ketegangan di antara Rusia dan Bulgaria yang secara historis memiliki hubungan yang dekat.
Sebelum penerbangan berangkat, Diplomat Rusia Filip Voskresenski mengatakan kepada wartawan yang berkumpul di bandara Ibu Kota Bulgaria, Sofia, bahwa dia termasuk di antara 70 staf diplomatik Rusia yang diperintahkan untuk meninggalkan Bulgaria.
Melansir dari APNews, keputusan pengusiran staf diplomatik Rusia ini diumumkan oleh Perdana Menteri Bulgaria, Kiril Petkov, yang mengambil sikap tegas terhadap Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Petkov menyatakan Rusia akan mempertahankan 43 staf diplomatiknya di Bulgaria, sementara Bulgaria hanya memiliki 12 staf diplomatik yang masih bertahan di Moskow.
"Siapa pun yang bekerja melawan kepentingan Bulgaria akan dipanggil untuk kembali ke negara asal mereka," kata Petkov.
Duta Besar Rusia Eleonora Mitrofanova pada Jumat (1/7/2022) lalu, mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah Bulgaria agar membatalkan keputusan untuk mengusir staf diplomatik Rusia dan mengancam Moskow akan sepenuhnya memutuskan hubungan diplomatik.
Baca juga: Rusia Tuntut Ukraina Bertanggung Jawab Atas Serangan Rudal ke Kota Perbatasan Belgorod
"Saya bermaksud untuk segera mengangkat di hadapan kepemimpinan negara saya masalah penutupan Kedutaan Besar Rusia di Bulgaria, yang pasti akan mengarah pada penutupan misi diplomatik Bulgaria di Moskow," katanya dalam sebuah pernyataan.
Ini merupakan pengusiran diplomat Rusia terbanyak yang pernah dilakukan Bulgaria. Bulgaria yang memiliki keanggotaan Uni Eropa dan NATO, sangat mendukung sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Moskow sejak Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina.
Baca juga: Lukashenko Tetap Beri Dukungan Invasi Rusia ke Ukraina
Pada akhir bulan April lalu, Rusia memutuskan pasokan gas ke Bulgaria, karena pemerintah Bulgaria menolak permintaan Moskow untuk membayar tagihan gas dalam bentuk mata uang rubel.
Menteri Pertahanan Bulgaria juga dicopot dari jabatannya pada awal Maret lalu, setelah menyebut tindakan Rusia ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus", alih-alih menyebutnya sebagai perang.
Baca juga: Ukraina Klaim Kemenangan Atas Perselisihan Kepemilikan Kuliner Kuno dengan Rusia
Meskipun anggota Uni Eropa dan NATO, Bulgaria pernah menjadi sekutu setia Uni Soviet di era komunisme dan masih memiliki hubungan budaya, sejarah dan ekonomi yang erat dengan Rusia.
Serangkaian skandal spionase di tahun 2019, membuat hubungan dua negara ini semakin renggang.