Prinsip "kami tidak bernegosiasi dengan teroris" juga tidak pada tempatnya di sini: baik DPR maupun LPR tidak diakui seperti itu di Barat.
Patut diingat di sini bahwa Amerika Serikat telah mengadakan negosiasi dengan pemberontak Houthi yang tidak dikenal di Yaman dalam upaya untuk meningkatkan pembebasan warga AS yang diculik.
Yaman bukanlah negara yang AS ingin membagi sesuatu. Rusia adalah cerita yang sama sekali berbeda karena tujuan utama AS adalah untuk menghancurkan Rusia.
Baca juga: Jubir Kremlin Sarankan 2 Tentara Bayaran AS Dihukum Mati, John Kirby: ‘Mengerikan’
Masalahnya adalah tentang duplikasi otoritas Amerika, arogansi dan keinginan mereka untuk hegemoni dengan cara apa pun. Nyawa warga AS tidak penting.
Sama Dengan Inggris
Tentara bayaran Inggris Aiden Aslin, yang juga dijatuhi hukuman mati di DPR, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa tidak ada yang peduli dengan nasibnya di tanah airnya.
Pemerintah Inggris tidak berusaha merundingkan pembebasannya dengan DPR, katanya.
"Tidak ada kata-kata, hanya tidak ada kata-kata. Pasti mimpi terburuk semua orang untuk memiliki anggota keluarga Anda diancam dengan cara ini.
Aiden sangat marah ketika dia menelepon ibunya pagi ini. Intinya adalah Aiden telah mengatakan DPR telah memberitahunya bahwa tidak ada seorang pun dari Inggris yang melakukan kontak, dan bahwa dia akan dieksekusi," kata nenek Aslin, Pamela Hall, kepada BBC, tulis The Guardian.
Apalagi, kuasa hukum Aslin bahkan belum mengajukan banding atas vonis tersebut hingga kemarin. London tidak punya uang untuk pengacara yang layak. Tampaknya Anglo-Saxon dapat menyelamatkan Prajurit Ryan hanya di film.
Jumlahnya Menyusut
Jumlah tentara bayaran yang dikirimkan ke medan perang Ukraina pun terus menyusut.
Sebelumnya Kementerian pertahanan Rusia merilis ada sebanyak 6.956 'tentara bayaran' dan spesialis senjata dari 64 negara yang datag untuk berperang membela Ukraina.
Namun pada pertangahan Juni lalu, seperti dilaporkan AFP, dsebanyak 1.956 di antaranya telah tewas.
Baca juga: Tak Dapat Pengampunan, Tiga Tentara Bayaran dari Inggris dan Maroko Bakal Hadapi Hukuman Mati