TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan negara-negara Barat tengah bersaing satu sama lain untuk mengambil langkah melawan Moskow.
Tetapi, Peskov menyebut, Barat telah kehabisan tindakan untuk menekan Rusia.
Dikutip TASS, pernyataan tersebut dilontarkan Peskov kepada wartawan pada Selasa (26/7/2022).
Klaim tersebut disampaikan ketika Peskov mengomentari kemungkinan larangan penerbitan visa Schengen ke Rusia.
"Kita dapat melihat bahwa negara-negara Uni Eropa (UE) dan negara-negara Amerika Utara benar-benar bersaing satu sama lain untuk mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap Rusia," ucapnya.
"Namun, kami juga dapat melihat bahwa mereka kehabisan tindakan yang mereka harapkan akan menekan kami dan membuat kami mengubah posisi kami, meskipun itu adalah keyakinan yang salah," kata Peskov.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-154: Pasukan Moskow Serang Infrastruktur Sipil Kharkiv
Peskov tegaskan Rusia akan bereaksi
Peskov menekankan bahwa Moskow akan bereaksi sangat negatif dan mengambil tindakan jika Finlandia membatasi pemberian visa kepada Rusia.
Namun, Peskov menambahkan, Rusia berharap inisiatif seperti itu tidak akan dilaksanakan.
“Reaksi Rusia akan negatif; sejauh yang kami pahami, sejauh ini ide ini belum diterapkan; semoga tidak [diimplementasikan]. Tapi, tentu saja, setiap kegiatan seperti itu terhadap warga Rusia akan memicu tindakan balasan, tanggapan," kata juru bicara Kremlin.
Dia menambahkan bahwa reaksi Moskow terhadap keputusan Finlandia semacam itu akan "dapat dimengerti dan cukup dapat diprediksi".
Menkeu AS soroti pembatasan harga minyak Rusia
Dalam perkembangan lainnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyoroti usulan pembatasan harga minyak Rusia dalam panggilan telepon dengan Menteri Keuangan Inggris Nadhim Zahawi, Selasa (26/7/2022).
Dilansir Al Jazeera, ini merupakan sebuah langkah untuk mengurangi dampak perang di Ukraina pada harga energi global.
Baca juga: Serangan Udara Rusia Targetkan Wilayah Laut Hitam Ukraina, Hantam Infrastruktur Pelabuhan
Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan menerangkan keduanya membahas soal mempercepat dukungan anggaran untuk Ukraina, dan peluang untuk membangun sanksi yang dikenakan pada Rusia.
Pentagon menyetujui recana untuk merawat pasukan Ukraina di rumah sakit AS di Jerman
Lebih jauh, Pentagon secara resmi menyetujui pada akhir Juni sebuah rencana untuk membantu merawat pasukan Ukraina yang terluka di sebuah rumah sakit militer AS di Jerman.
Pejabat pertahanan yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan tidak ada pasukan Ukraina yang dirawat sejauh ini.
Dikatakan pasukan AS tidak akan pergi ke Ukraina untuk membawa personel Ukraina keluar.
"Pasukan Ukraina akan dirawat di Pusat Medis Regional Landstuhl jika diperlukan," kata pejabat itu.
Baca juga: Dianggap Berjasa, Ribuan Orang Tanda Tangani Petisi Agar Boris Johnson Jadi PM Ukraina
Lokasi tersebut berdekatan dengan Pangkalan Udara Ramstein di barat daya Frankfurt.
Situs tersebut merupakan rumah sakit militer AS terbesar di luar benua Amerika Serikat.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)