News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Amnesty International Tuduh Ukraina Tempatkan Pasukan Militer di Pemukiman, Zelensky Tak Terima

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Volodymyr Zelensky (tengah) berjalan di kota Bucha, tepat di barat laut ibukota Ukraina Kyiv pada 4 April 2022. - Kelompok HAM, Amnesty International dalam laporannya menuduh Ukraina membangun pangkalan militer dan melancarkan serangan di kawasan pemukiman warga.

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM), Amnesty International, menuduh Ukraina mengancam keselamatan warga sipil karena menempatkan pasukannya di wilayah pemukiman selama invasi Rusia.

Laporan Amnesty pada Kamis (4/8/2022), menuai reaksi keras dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dilansir Reuters, Zelensky menuduh kelompok HAM ini bersekongkol dengan Rusia.

Menurutnya, Amnesty berusaha "mengalihkan tanggung jawab dari penyerang kepada korban".

Berdasarkan laporan, peneliti Amnesty menyaksikan pasukan Ukraina membangun pangkalan dan mengoperasikan persenjataan di beberapa daerah pemukiman warga.

Ini terjadi selama kunjungan Amnesty ke beberapa daerah garis depan pertempuran di timur dan selatan Ukraina, dalam kurun waktu April hingga Juli.

Baca juga: Zelensky Desak Presiden China Untuk Bantu Akhiri Invasi Rusia di Ukraina

Baca juga: Ukraina: Serangan Terbaru Rusia Incar Kampung Halaman Volodymyr Zelensky 

"Kami telah mendokumentasikan pola pasukan Ukraina yang menempatkan warga sipil dalam risiko dan melanggar hukum perang ketika mereka beroperasi di daerah berpenduduk," kata laporan itu mengutip pernyataan Agnès Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International.

Callamard meminta pemerintah Kyiv memastikan pasukannya ditempatkan jauh dari wilayah penduduk.

Jika tidak, ia menghimbau semua warga sipil dievakuasi dari lokasi pertempuran.

Sementara itu, mengutip Guardian, para peneliti menyelidiki serangan Rusia di wilayah Kharkiv, Donbas, dan Mykolaiv di Ukraina antara April dan Juli. 

Hasilnya, mereka menemukan 19 desa dan kota yang jadi tempat pasukan Ukraina membangun pangkalan dan melancarkan serangan.

Di tiga wilayah ini, Amnesty menemukan lima lokasi di mana rumah sakit "de facto" digunakan sebagai pangkalan dan dari 29 sekolah yang dikunjungi Amnesty, mereka menyimpulkan 22 telah digunakan sebagai pos militer.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkomunikasi lewat video conference - Kelompok HAM, Amnesty International dalam laporannya menuduh Ukraina membangun pangkalan militer dan melancarkan serangan di kawasan pemukiman warga. (Twitter @ZelenskyyUa)

Diketahui, sekolah di Ukraina ditutup pada hari pertama invasi dan para siswa belajar secara daring.

Laporan tersebut mencatat bahwa sebagian besar infrastruktur sipil yang digunakan kembali oleh tentara Ukraina, terletak beberapa kilometer dari garis depan dan berpendapat bahwa lokasi alternatif tersedia.

Menanggapi hal ini, Zelensky mengatakan Amnesty mencoba "mengampuni negara teroris", merujuk kepada Rusia.

"Tidak ada syarat, dan tidak mungkin, bahkan secara hipotetis, di mana setiap serangan Rusia ke Ukraina dapat dibenarkan," kata Zelensky, dalam pidato malamnya.

"Siapa pun yang memberi amnesti kepada Rusia dan yang secara artifisial menciptakan konteks informasi semacam itu di mana beberapa serangan teroris dianggap dapat dibenarkan atau dianggap dapat dimengerti, tidak dapat gagal untuk memahami bahwa, dengan berbuat demikian, mereka membantu para teroris."

"Dan jika ada laporan manipulatif seperti itu, maka Anda berbagi dengan mereka tanggung jawab atas pembunuhan orang," kata presiden.

Tentara Ukraina mencari mayat di puing-puing di sekolah militer yang terkena roket Rusia sehari sebelumnya, di Mykolaiv, Ukraina selatan, pada 19 Maret 2022. - Kelompok HAM, Amnesty International dalam laporannya menuduh Ukraina membangun pangkalan militer dan melancarkan serangan di kawasan pemukiman warga. (AFP)

Sejumlah pejabat tinggi Ukraina turut berkomentar mengenai laporan ini.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Malyar, mengatakan laporan itu gagal mengkritik tindakan Rusia.

Dalam briefing di Kyiv, Malyar menegaskan militer Ukraina sudah menyiapkan bus untuk evakuasi warga dari garis depan, lapor Guardian.

Namun beberapa orang menolak untuk pergi, meskipun sudah ada peringatan dan tawaran dibawa ke lokasi yang aman.

Kendati demikian, Malyar juga berpendapat bahwa sistem anti-pesawat Ukraina perlu berbasis di kota-kota untuk melindungi infrastruktur sipil.

Seorang tentara Ukraina duduk di sebuah tank yang dibawa oleh sebuah pengangkut di dekat Bakhmut, Ukraina timur, pada 12 Mei 2022. - Kelompok HAM, Amnesty International dalam laporannya menuduh Ukraina membangun pangkalan militer dan melancarkan serangan di kawasan pemukiman warga. (Yasuyoshi CHIBA / AFP)

Baca juga: Barat Tuding Vladimir Rekrut Narapidana Jadi Pasukan di Garis Depan Invasi ke Ukraina

Baca juga: AS Desak Rusia Sepakati Pertukaran Tahanan Brittney Griner dengan Napi Pedagang Senjata

Ia mengatakan, jika pasukan Ukraina hanya berbasis di luar pemukiman perkotaan, "angkatan bersenjata Rusia hanya akan menyapu tanpa lawan".

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengaku marah dengan laporan itu, dan mendesak Amnesty untuk "berhenti menciptakan realitas palsu".

Pejabat Ukraina mengaku telah berusaha mengevakuasi warga sipil dari daerah garis depan.

Di sisi lain, Rusia membantah menargetkan warga sipil selama operasi militer khusus.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini