Rusia Tuduh Ukraina Coba 'Jadi Sandera Eropa'
Rusia menuduh Kyiv mencoba "menjadi sandera Eropa" dengan menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan ingin Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengunjungi pabrik, fasilitas nuklir terbesar di Eropa tetapi Kyiv menghalangi kunjungan potensial.
Situs ini berada di wilayah yang dikuasai Rusia tetapi diawaki oleh staf Ukraina.
"Mereka menyandera seluruh Eropa dan tidak menentang membakarnya demi idola Nazi mereka," kata juru bicara kementerian Maria Zakharova.
Rusia telah berulang kali mengatakan kampanye militernya di Ukraina ditujukan untuk "menghilangkan Nazisifikasi" negara itu.
Klaim tersebut telah ditolak oleh Kyiv dan sekutu Baratnya, yang percaya bahwa Moskow berniat menggulingkan pemerintah pro-Barat Ukraina dan merebut petak-petak wilayah negara itu.
Baca juga: Lima Fakta PLTN Terbesar di Zaporizhzhia Ukraina yang Diserang Rusia
Zakharova juga mengklaim Moskow telah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk memfasilitasi kunjungan pengawas nuklir PBB ke pabrik itu, tetapi Kyiv melihatnya sebagai "menguntungkan untuk menjauhkan IAEA".
Ukraina membantah melakukan serangan akhir pekan di area kompleks tersebut, sebaliknya menyalahkan Rusia atas serangan tersebut dan menyerukan agar daerah sekitarnya didemiliterisasi.
Blinken Sebut Rusia Tidak Boleh Dibiarkan Gertak Ukraina
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Rusia tidak boleh dibiarkan menggertak Ukraina.
Blinken memperingatkan bahwa itu akan menjadi "musim terbuka" di seluruh dunia kecuali invasi Moskow dihentikan.
"Jika kita membiarkan sebuah negara besar menggertak negara yang lebih kecil, untuk menyerangnya dan mengambil wilayahnya, maka itu akan menjadi musim terbuka, tidak hanya di Eropa tetapi di seluruh dunia," kata Blinken saat berkunjung ke Afrika Selatan.
Blinken sedang melakukan tur ke beberapa negara Afrika yang juga akan mengunjungi Republik Demokratik Kongo dan Rwanda dalam beberapa hari mendatang dalam upaya untuk memenangkan dukungan dari negara-negara di benua itu atas perang di Ukraina.