Demikian dilaporkan oleh media Rusia pada Senin (15/8/2022).
Kelimanya adalah Mathias Gustafsson dari Swedia, Vjekoslav Prebeg dari Kroasia, dan warga Inggris John Harding, Andrew Hill dan Dylan Healy.
Mereka semua mengaku tidak bersalah atas tuduhan menjadi tentara bayaran.
Lima orang itu juga membantah telah melakukan pelatihan untuk merebut kekuasaan dengan paksa, menurut laporan media Rusia.
Baca juga: Stok Gas Jerman Mulai Naik Sejak Lepas dari Rusia
Mereka dapat menghadapi hukuman mati di bawah hukum Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri dan tidak diakui.
Dikutip dari The Guardian, sidang pengadilan berikutnya dalam kasus mereka dijadwalkan pada Oktober.
Harding, Prebeg dan Gustafsson ditangkap di pelabuhan Mariupol Ukraina dan menghadapi kemungkinan eksekusi karena mencoba "merebut kekuasaan dengan paksa" dan "mengambil bagian dalam konflik bersenjata sebagai tentara bayaran", kantor berita RIA Novosti melaporkan.
Hill menghadapi tuduhan sebagai tentara bayaran.
Sementara Healy diadili karena mengambil bagian dalam perekrutan tentara bayaran untuk Ukraina, kata kantor berita itu.
Pada tanggal 9 Juni, pengadilan tertinggi republik memproklamirkan diri memvonis mati dua warga Inggris dan seorang Maroko, yang semuanya ditangkap oleh pasukan pro-Rusia di timur industri Ukraina, karena menjadi tentara bayaran.
Ketiganya telah mengajukan banding atas putusan mereka.
Sudah ada moratorium hukuman mati di Rusia sejak 1997, namun tidak berlaku di dua wilayah separatis di Ukraina.
(Tribunnews.com/Yurika)
Artikel Rusia Vs Ukraina lainnya