News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kyiv Tuduh Rusia Lakukan Penculikan Massal Anak-anak Ukraina untuk Diadopsi Ilegal di Siberia

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang bocah Ukraina melihat ke luar jendela bus di Korczowa, Polandia, pada 5 Maret 2022. - Kyiv menuduh Rusia mengorganisir adopsi massal secara ilegal anak-anak Ukraina setelah mendeportasi mereka dari wilayah yang diduduki ke Moskow.

TRIBUNNEWS.COM - Kyiv menuduh Rusia mengorganisir adopsi massal secara ilegal anak-anak Ukraina setelah mendeportasi mereka dari wilayah yang diduduki ke Moskow.

Dikutip The Guardian, sejak awal perang, Kyiv telah menuduh Moskow mendeportasi warga Ukraina.

Dikatakan warga dari wilayah pendudukan telah dipaksa pergi ke Rusia dari wilayah lain di Ukraina.

"Federasi Rusia terus menculik anak-anak dari wilayah Ukraina dan mengatur adopsi ilegal mereka oleh warga Rusia," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan.

“Lebih dari 1.000 anak dari Mariupol - sebuah kota Ukraina selatan yang diduduki oleh pasukan Rusia - dipindahkan secara ilegal ke orang luar di Tyumen, Irkutsk, Kemerovo dan Altai Krai di Siberia," demikian bunyi pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri mengatakan telah mendasarkan temuannya pada informasi dari otoritas lokal di Krasnodar, sebuah kota Rusia selatan dekat Ukraina.

Baca juga: Fakta Hari Kemerdekaan Ukraina 24 Agustus 1991, Pasca Perang WW I hingga Pisah dari Uni Soviet

Melanggar Konvensi Jenewa 1949

Menurut pernyataan tersebut, ada lebih dari 300 anak Ukraina ditahan di lembaga khusus di wilayah Krasnodar.

Kementerian menuduh Rusia melakukan tindakan pelanggaran konvensi Jenewa 1949 yang menetapkan aturan untuk perawatan kemanusiaan di masa perang dan Konvensi PBB tentang Hak Anak.

Pihak terkait menyerukan semua anak Ukraina, yang dipindahkan secara ilegal ke wilayah Rusia, dikembalikan ke orang tua atau wali sah mereka.

Dikutip The Moscow Times, beberapa keluarga dari Mariupol mengatakan terpaksa pergi ke Rusia untuk melarikan diri dari pertempuran.

Mariupol, kota pelabuhan strategis di Laut Azov, dikepung pada hari-hari awal invasi.

Rusia merebut kota itu setelah berminggu-minggu pengepungan dan penembakan hebat yang menewaskan sekitar 20.000 orang, menurut perkiraan Ukraina.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini