Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM -- Terpilihnya Perdana Menteri baru Inggris Liz Truss mendapat sambutan berbeda dari petinggi dua negara yang sedang berseteru, Rusia dan Ukraina.
Para pejabat Kremlin menyambutnya dengan keprihatinan bahkan cibiran, namun pejabat Ukraina mencurahkan segala puja-puji.
Liz Truss dikenal sangat menentang kebijakan Vladimir Putin melakukan invasi ke Ukraina.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan keprihatinannya dan mungkin hubungan Rusia-Inggris akan memburuk.
“Saya tidak ingin mengatakan bahwa segala sesuatunya dapat berubah menjadi lebih buruk, karena sulit untuk membayangkan sesuatu yang lebih buruk,” kata Peskov ketika ditanya apakah Moskow mengharapkan adanya perubahan dalam hubungan dengan Inggris.
Baca juga: Dituding Khianati Kremlin, Mantan Jurnalis Rusia Divonis Penjara 22 Tahun
Kremlin secara terbuka mengejek dan meremehkan Truss sejak dia pergi ke Moskow pada Februari untuk melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Dalam pertemuan itu, dua minggu sebelum invasi Rusia, Truss menantang Lavrov untuk membangun 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, yang dibantah Moskow sebagai persiapan untuk serangan.
Juru bicara pemerintah Rusia mencibir setelah sebuah surat kabar Rusia melaporkan bahwa Truss telah mengacaukan wilayah Rusia dengan wilayah Ukraina dan harus dikoreksi oleh duta besar Inggris.
Pemerintah Inggris mengatakan dia hanya salah dengar pertanyaan dari Lavrov.
Bereaksi terhadap kemenangan Truss dengan gaya bombastis, salah satu pembawa acara di TV pemerintah Rusia menyatakan: “Kebodohan telah menang: Liz Truss telah menjadi perdana menteri baru. Jika Boris Johnson mencapai Brexit, dia ingin mencapai sesuatu yang sama sekali berbeda, akhir dunia .”
Sementara Presiden negara itu, Volodymyr Zelensky, mengatakan hubungan Inggris-Ukraina sudah tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kami di Ukraina mengenalnya dengan baik - dia selalu berada di sisi terang politik Eropa. Dan saya percaya bahwa bersama-sama kita akan dapat berbuat lebih banyak untuk melindungi negara kita dan untuk menggagalkan semua upaya destruktif Rusia,” kata Zelensky.
Baca juga: Pemimpin Junta Myanmar Min Aung Hlaing Kembali Bertolak ke Rusia untuk Hadiri Sejumlah Pertemuan
Ia menambahkan, hal utama adalah menjaga persatuan kita, dan ini pasti akan terjadi.
“Di Liz, kami Truss” tweet deputi Ukraina Rustem Umerov. “Mrs Truss adalah pendukung kuat Ukraina. Harapan untuk kemitraan berkelanjutan yang bermanfaat antara Inggris dan Ukraina.”
Mantan presiden Ukraina Petro Poroshenko memberi selamat kepada Truss, menulis di Facebook: "Saya senang bahwa aliansi antara negara-negara kita akan tetap kuat dan kuat, yang sangat penting untuk kemenangan bersama kita atas agresor Rusia dan rezim Putin."
Media Ukraina melaporkan bahwa panggilan pertama Truss adalah ke presiden negara itu, Volodymyr Zelensky.
Beberapa blogger dikatakan telah membaptis Truss "wanita besi", sebuah julukan yang pasti akan menyenangkan perdana menteri baru, sama halnya dengan dengan Margaret Thatcher.
Baca juga: Pemimpin Junta Myanmar Min Aung Hlaing Kembali Bertolak ke Rusia untuk Hadiri Sejumlah Pertemuan
Inggris telah menjadi salah satu donor terbesar ke Ukraina, sebuah rekor yang membawa pujian dan popularitas bagi Boris Johnson dan kelonggaran dari masalah domestiknya.
Setidaknya satu jalan diganti namanya setelah perdana menteri Inggris keluar setelah Inggris mengumumkan paket senjata 100 juta pounsterling untuk Ukraina.
Pada hari Senin, Zelensky mentweet bahwa dia telah berbicara dengan Johnson pada hari penuh terakhir perdana menteri di kantor. Zelensky mengatakan dia telah berterima kasih kepadanya atas "keberanian pribadinya, prinsip-prinsip dan kontribusi besar" untuk melawan agresi Rusia, dan menambahkan: "Saya menantikan kerja sama dengan teman baik Ukraina dalam status baru."
Sedangkan Sergei Mironov, seorang pemimpin hawkish di parlemen Rusia, mengatakan bahwa untuk Moskow “tidak masalah siapa yang bertanggung jawab” di Inggris.
“Siapa pun yang bertanggung jawab akan melaksanakan perintah sebelumnya untuk mencoba menahan Rusia dan mengubah kita menjadi koloni barat. Scholz, Macron, dan politisi lainnya sudah melakukan ini,” tulisnya di saluran Telegramnya.
Dmitry Novikov, seorang anggota parlemen senior Rusia, juga mengatakan hubungan antara Moskow dan London tidak akan membaik di bawah Truss.
"Boris Johnson sudah bukan sosok yang menyenangkan untuk membangun hubungan dengan. Juga tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Liz Truss entah bagaimana akan meningkatkan hubungan Rusia-Inggris."
Wakil Senior Duma Rusia Dmitry Belik mengatakan bahwa "sentimen Russophobia hanya akan menguat" di bawah kepemimpinan Truss.
“Kami ingat sentimen Russophobia yang disebarkan oleh mantan perdana menteri Boris Johnson dengan antusias. Sentimen Russophobic hanya akan menguat di bawah Truss,” kata kantor berita Rusia, Tass, mengutip Belik.
Menurutnya, Inggris akan terus memasok Ukriaina dengan senjata untuk berperang melawan Rusia. (The Guardian)