"Saya semacam naik ke atas dan melanjutkannya, ya, anda harus melanjutkan hidup," kata Camilla.
Menikahi pewaris takhta bukan merupakan masa depan yang ia prediksi sebelumnya.
Keluarga wanita yang memiliki nama asli Camilla Rosemary Shand ini memang berasal dari kalangan kelas atas, kaya, dan terhubung dengan baik dengan kaum elite, namun jelas bukan bangsawan.
Ia dibesarkan di lingkungan yang erat dan penuh kasih, bermain dengan saudara laki-laki dan perempuannya di perkebunan keluarga yang indah di Sussex.
Ayahnya, Bruce Shand merupakan seorang pensiunan perwira Angkatan Darat (AD) Inggris dan gemar membacakan dongeng pengantar tidur untuknya.
Baca juga: Wasiat Ratu, Camilla Menyandang Gelar Permaisuri Dampingi Raja Charles III
Sedangkan ibunya, Rosalind rajin mengantar anak-anaknya ke sekolah, melakukan berbagai kegiatan, dan berlibur ke pantai.
Potret itu adalah masa kanak-kanak yang sangat berbeda dengan Charles, yang lebih banyak memiliki waktu sendirian tanpa orang tuanya, saat mereka berkeliling dunia untuk menjalani tugas kerajaan.
Sebuah sekolah tingkat akhir di Swiss mempersiapkan Camilla untuk bisa menjalani hidup sebagai wanita dewasa di tengah masyarakat London.
Ia dikenal sebagai wanita muda yang populer dan sejak pertengahan 60-an menjalin hubungan 'putus nyambung' dengan pria bernama Andrew Parker Bowles.
Pada awal 1970-an, Camilla pun diperkenalkan dengan Pangeran Charles muda.
Menurut Jonathan Dimbleby yang menulis biografi sang Pangeran, 'Camilla penuh dengan kasih sayang, sederhana. Dan dengan semua intensitas cinta pertamanya, Charles menaruh hati untuk Camilla nyaris seketika'.
Namun ternyata waktunya tidak tepat, karena Charles saat itu masih berusia awal 20-an dan tengah mengejar karirnya di Angkatan Laut (AL).
Charles memulai penempatannya selama 8 bulan di luar negeri pada akhir 1972.
Saat ia pergi meninggalkan Camilla untuk mengejar karirnya, Andrew pun melamar Camilla dan wanita itu pun menerimanya.