TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra meninggal di Selangor, Malaysia pada Minggu (18/9/2022).
Pria kelahiran Padangpariaman, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955 itu mengalami gangguan kesehatan selama kunjungan kerja di Malaysia.
Azyumardi Azra lantas menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Selangor Malaysia.
Sosok Azyumardi Azra dikenal sebagai profesor ahli sejarah, sosial, dan intelektual Islam.
Dikutip laman aminef, pada 2010, dia menerima Commander of the Order of the British Empire (CBE) dari Kerajaan Inggris.
Dengan gelar tersebut, Azyumardi berhak menggunakan gelar kehormatan "Sir" di depan namanya.
Baca juga: Sampaikan Ucapan Duka atas Wafatnya Azyumardi Azra, Anwar Abbas: Ilmuwan Berkelas Skala Dunia
Selain itu, Azyumardi juga menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar tersebut.
Dilansir The Gazette, CBE adalah penghargaan Order of the British Empire dengan peringkat tertinggi (tidak termasuk gelar ksatria/damehood), diikuti oleh OBE dan kemudian MBE.
CBE diberikan kepada individu yang memiliki peran penting di tingkat nasional, atau peran utama di tingkat regional.
CBE juga dianugerahkan untuk kontribusi yang luar biasa dan inovatif di bidang apa pun.
Berikut beberapa orang terkenal yang menerima CBE:
1. Stephen Hawking CBE
2. Harold Pinter CBE
3. Hugh Laurie CBE
4. Jonny Wilkinson CBE
5. Helena Bonham Carter
Baca juga: Azyumardi Azra Meninggal Dunia, Wakil Ketua MUI: Kehilangan Ilmuwan Berkelas
Gelar tanda jasa dari Jepang
Tujuh tahun kemudian atau 2017, Azyumardi Azra mendapatkan Orde Matahari Terbit: Kelas Bintang Emas dan Perak (Order of Rising Sun: Gold and Silver Star) yang merupakan tingkat tertinggi tanda jasa itu, dari Kaisar Jepang saat itu, Akihito (Heisei).
Orde Matahari Terbit adalah tanda jasa pertama yang dianugerahkan Jepang pada 1876 sewaktu Kaisar Meiji, kaisar yang mencanangkan Restorasi Meiji tahun 1868 bertakhta.
Profil singkat Azyumardi Azra
Azyumardi Azra tercatat sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada 1982.
Berkat bantuan beasiswa Fullbright, dia mendapakan gelar Master of Art (MA) melalui Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988.
Dia juga memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama.
Baca juga: Jejak Kiprah Azyumardi Azra, Pendiri Jurnal Studi Islamika hingga Menjadi Ketua Dewan Pers
Azyumardi Azra pindah ke Departemen Sejarah dan memperoleh gelar MA pada 1989.
Pada 1992, dia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree.
Disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).
Mendirikan Studia Islamika
Azyumardi kembali ke Jakarta pada 1993.
Dia lantas mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.
Pada tahun 1994-1995, dia mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.
Baca juga: Sosok Azyumardi Azra di Mata Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya: Beliau Orang Baik
Azyumardi Azra pernah menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia keduanya pada tahun 1997.
Selain itu, dia adalah anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997-1999.
Wartawan Panji Masyarakat
Tak hanya itu saja, Azyumardi pernah menjadi Wartawan Panji Masyarakat (1979-1985).
Pada 2022, Azyumardi terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Dia juga pernah dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992-sekarang).
Lalu, tercatat sebagai Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).
Dia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada masa jabatan 1998-2006.
Baca juga: Azyumardi Azra Sempat Alami Sesak Napas dalam Penerbangan Menuju Malaysia
Profesor Fellow Asia pertama di Universitas Melbourne
Dia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang di angkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009).
Juga anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004-2009).
Azyumardi Azra juga masih menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Latifah/Malvyandie Haryadi)(Tribun-Timur.com)
Berita lain terkait dengan Azyumardi Azra Meninggal Dunia