TRIBUNNEWS.COM - Badai Fiona mendarat di Puerto Rico, Amerika Serikat (AS) pada Minggu (18/9/2022).
Badai kategori satu itu melumpuhkan aliran listrik dan mengancam menyebabkan bencana banjir di wilayah pulau AS tersebut.
"Sudah waktunya untuk mengambil tindakan dan (memberikan) kepedulian," kata Komisaris Manajemen Darurat Puerto Rico, Nino Correa pada Minggu (18/9/2022).
Dikutip Al Jazeera, Pusat Badai Nasional AS (NHC) menerangkan di Twitter, badai itu melanda pantai barat daya wilayah pulau AS dekat Punta Tocon pada pukul 15:20 waktu setempat.
Badai Kategori Satu adalah tingkat terendah pada skala Saffir-Simpson.
Prakirawan cuaca mengatakan hujan diperkirakan akan menghasilkan tanah longsor dan banjir besar, dengan kemungkinan hingga 25 inci (64 sentimeter) di daerah-daerah terpencil.
Baca juga: Badan Meteorologi Jepang Ingatkan Potensi Badai hingga Tanah Longsor Dampak Taifun 20 September 2022
NHC menambahkan bahwa badai dapat menghasilkan gelombang setinggi 0,3-0,9 meter di sepanjang pantai timur dan selatan Puerto Rico dan pulau-pulau Vieques dan Culebra.
Kantor Layanan Cuaca Nasional San Juan juga memperingatkan di Twitter tentang banjir bandang yang mengancam jiwa, jalan raya dan jalan-jalan, serta daerah perkotaan, dataran rendah dan berdrainase buruk.
Keadaan darurat
Seorang pria tewas ketika rumahnya tersapu banjir di Departemen Luar negeri Prancis Guadeloupe, ketika Badai Fiona masih diklasifikasikan sebagai badai tropis.
Ketika Badai Fiona mendekati pulau itu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan keadaan darurat untuk Puerto Rico pada Minggu (18/9/2022).
Biden memberi wewenang kepada Badan Manajemen Darurat Federal untuk memberikan bantuan.
"Kami meminta penduduk untuk tidak meninggalkan rumah mereka dan pergi ke tempat penampungan jika mereka berada di daerah yang rawan tanah longsor dan banjir," Gubernur Puerto Rico, Pedro Pierluisi dalam konferensi pers.
Baca juga: Badai Topan Hinnamnor Bikin Produksi Baja Korea Selatan TergangguÂ
Dilandai Badai Irma dan Maria
Sebelumnya, negara itu pernah dilanda Badai Irma dan Maria pada 2017.
Pada saat itu, Badai Irma dan Maria menghancurkan jaringan listriknya.
Jaringan diprivatisasi pada Juni 2021 dalam upaya untuk menyelesaikan masalah pemadaman, tetapi masalah ini terus berlanjut, dan seluruh pulau kehilangan listrik awal tahun ini.
Pemadaman listrik melanda Puerto Rico bahkan sebelum kekuatan penuh Badai Fiona melanda, dengan lebih dari 388.000 orang tanpa listrik, menurut situs web pelacakan PowerOutage.us.
Bekas koloni Spanyol itu menjadi wilayah AS pada akhir abad ke-19 sebelum memperoleh status negara bebas terkait pada tahun 1950.
Setelah bertahun-tahun mengalami kesengsaraan keuangan dan resesi, pada 2017 pulau itu menyatakan kebangkrutan terbesar yang pernah ada oleh pemerintah lokal AS.
Belakangan tahun itu, badai Irma dan Maria menambah kesengsaraan pulau itu, dan memicu perseteruan antara Puerto Riko dan AS.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump saat itu secara luas dituduh gagal memberikan bantuan federal yang memadai ke Puerto Riko setelah Badai Maria melanda.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)