TRIBUNNEWS.COM - Deputi Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dmitry Polyansky angkat bicara soal keterlibatan Barat dalam perang Rusia dan Ukraina.
Polyansky mengatakan senjata artileri dan sistem roket jarak jauh yang dipasok Barat ke Ukraina menyeret mereka sebagai kaki tangan kejahatan Kyiv.
"Memberikan artileri jarak jauh dan peluncur roket kepada rezim Kyiv, membuat mantan mitra Barat kami menjadi kaki tangan kejahatan Nazi-Ukraina terhadap warga sipil," tulis Polyansky di akun Twitternya, Minggu (18/9/2022).
"Menjijikkan bahwa pasokan senjata adalah proyek bisnis yang menguntungkan bagi AS dan Inggris," imbuhnya.
"Di mana 'nilai-nilai Barat' yang terkenal itu?," katanya.
Seperti diketahui, ada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan oleh para kepala republik Donbass.
Dia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, tetapi bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-208: Kyiv Tangkis Serangan Moskow di Kharkiv dan Kherson
Setelah itu, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap individu dan badan hukum Rusia.
Selain itu, negara-negara Barat mengintensifkan pasokan senjata ke Kyiv.
Presiden Zelensky bersumpah Ukraina tidak akan menyerah
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah tidak akan ada kata menyerah dalam pertempuran untuk mendapatkan kembali wilayah yang hilang dari Rusia.
“Mungkin bagi sebagian dari Anda, setelah serangkaian kemenangan, kita sekarang memiliki semacam jeda,” katanya dalam pidato malamnya pada Minggu (18/9/2022).
“Tapi tidak akan ada jeda. Ada persiapan untuk seri berikutnya ... Untuk Ukraina harus bebas. Semua itu."
Ukraina sebut Rusia kerahkan drone serang Iran
Baca juga: Kekalahan Rusia di Izium Ukraina Ungkap Tabir Kejahatan Kemanusiaan, Kondisi Korban Mengenaskan