“Ini mungkin saatnya untuk memikirkan kembali masalah visa ke Rusia … Membantu orang-orang yang ingin melarikan diri dari mobilisasi akan menjadi keputusan yang baik secara kemanusiaan dan militer,” cuit Gérard Araud, seorang diplomat veteran Prancis dan mantan duta besar untuk AS.
Jerman pada hari Jumat, membuka pintu untuk kemungkinan mengizinkan pembelot Rusia memasuki negaranya, dengan mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik laporan bahwa banyak orang Rusia tidak ingin berperang di Ukraina.
“Banyak orang Rusia yang sekarang dipanggil tidak mau ambil bagian dalam perang ini. Ini pertanda baik,” kata seorang juru bicara pemerintah kepada wartawan pada konferensi pers.
“Jalan harus dibiarkan terbuka bagi orang Rusia untuk datang ke Eropa dan juga ke Jerman,” tambah mereka.
Baca juga: Putin Deklarasikan Mobilisasi Parsial, Rusia Mulai Kewalahan Hadapi Pasukan Ukraina?
Tetapi, tiga negara Baltik dan Polandia, negara-negara yang awal pekan ini menutup perbatasan mereka untuk sebagian besar orang Rusia, sejauh ini menolak menawarkan perlindungan kepada orang-orang Rusia yang melarikan diri.
Menteri Pertahanan Lithuania, Arvydas Anušauskas, pada hari Kamis, mengatakan “direkrut menjadi tentara tidak cukup” menjadi alasan bagi Rusia untuk mendapatkan suaka di negaranya, yang berbatasan dengan eksklave Rusia Kaliningrad.
"Penolakan untuk memenuhi kewajiban sipil seseorang di Rusia atau keinginan untuk melakukannya tidak merupakan alasan yang cukup untuk diberikan suaka di negara lain," menteri luar negeri Estonia, Urmas Reinsalu, mengatakan kepada Reuters.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)