News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kudeta Militer di China

Pemerintah China Masih Bungkam soal Rumor Kudeta Presiden Xi Jinping

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Cina Xi Jinping

Menurut laporan South China Morning Post, tidak ada kejutan yang muncul dari daftar delegasi yang dipublikasikan pada akhir pekan lalu.

Daftar itu memuat semua anggota Politbiro, komando militer sentral dan pejabat tertinggi di tiap komando palagan, gubernur, kepala regional partai, serta pejabat-pejabat tinggi di beerbagai aparatur.

Apabila menilik daftar delegasi, kemungkinan besar Xi Jinping akan terpilih kembali menjadi pemimpin partai sekaligus presiden.

Ia telah memimpin China sejak 2012.

Alfred Wu, profesor rekanan di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew Universtias Nasional Singapura, menyebut daftar delegasi mencerminkan bahwa “konsensus telah tercapai jelang rapat yang sebenarnya.”

“Kongres partai (Komunis China) ke-20 secara umum hanya akan menjadi formalitas untuk mendukung kebijakan dan arah kepemimpinan partai. Negosiasi untuk posisi-posisi penting telah dimulai sebelum kongres,” kata Wu.

“Sekarang ini, anggota-anggota Politibiro seharusnya sudah punya gagasan jelas dari perubahan susunan (partai) yang akan datang,” pungkasnya.

Diduga Berasal dari Kelompok Ini

Belum diketahui secara pasti bagaimana rumor kudeta China ini menyebar secara masif pada Sabtu (24/6/2022).

Drew Thompson, peneliti tamu di Sekolah Kebijakan Pubik Lee Kuan Yew Singapura menduga kemunculan rumor ini terkait dengan kelompok religius tertentu.

Thompson yang juga merupakan mantan pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk China, Taiwan, dan Mongolia menyebut rumor kudeta terhadap Xi Jinping pertama disebarkan oleh akun-akun yang terkait gerakan Falun Gong.

Kepada The Guardian, Senin (26/9/2022), Thompson menyatakan bahwa rumor dari kelompok tersebut “pada dasarnya tidak kredibel” dan menyebut rumor kudeta akhir pekan lalu lebih sebagai “pengandaian penuh harap.”

Falun Gong sendiri adalah gerakan religius yang dipersekusi rezim komunis China sejak akhir 1990-an.

Menurut Thompson, media yang terafiliasi Falun Gong cenderung melebih-lebihkan berita dan menonjolkan sudut pandang kontra atas rezim Xi Jinping dan Partai Komunis China.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini