TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pemerintah China hingga saat ini masih bungkam soal rumor yang menyebutkan Presiden China Xi Jinping dikudeta.
Tidak seperti biasanya pemerintah China biasanya langsung menggelar keterangan pers jika ada persoalan yang terkait dengan negara itu.
Namun sebuah informasi terbaru muncul bahwa Xi Jinping masuk ke dalam daftar delegasi yang akan menghadiri Kongres Partai Komunis China pada pertengahan Oktober mendatang.
Daftar delegasi Kongres Nasional Partai Komunis China ke-20 itu dipublikasikan pada Minggu (25/9/2022).
“Setiap unit elektoral seantero negeri mengadakan sebuah kongres partai atau rapat representatif partai dan memilih 2.296 delegasi ke kongres partai ke-20,” demikian diwartakan televisi negara China CCTV dikutip South China Morning Post.
Baca juga: Di Balik Rumor Presiden China Xi Jinping Dikudeta dan Jadi Tahanan Rumah
Masuknya Xi dalam daftar delegasi sekaligus memperkuat bantahan tentang rumor kudeta di China.
Xi Jinping dirumorkan dikudeta militer pada akhir pekan lalu.
Rumor tersebut sempat menggemparkan media sosial.
Xi Jinping sendiri dipilih sebagai delegasi regional Guangxi.
Ia dipilih melalui kongres regional pada April lalu.
Kongres Nasional Partai Komunis China akan dimulai pada 16 Oktober mendatang.
Presiden Xi Jinping diyakini akan dilantik lagi menjadi presiden dalam kongres ini.
Dalam kongres nasional lima tahunan ini, para delegasi akan memilih anggota-anggota Komite Sentral Partai Komunis China.
Nantinya, anggota Komite Sentral berhak memilih 25 anggota Politbiro dan Komite Tetap apartai, pusat kekuasaan dari Partai Komunis China.
Menurut laporan South China Morning Post, tidak ada kejutan yang muncul dari daftar delegasi yang dipublikasikan pada akhir pekan lalu.
Daftar itu memuat semua anggota Politbiro, komando militer sentral dan pejabat tertinggi di tiap komando palagan, gubernur, kepala regional partai, serta pejabat-pejabat tinggi di beerbagai aparatur.
Apabila menilik daftar delegasi, kemungkinan besar Xi Jinping akan terpilih kembali menjadi pemimpin partai sekaligus presiden.
Ia telah memimpin China sejak 2012.
Alfred Wu, profesor rekanan di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew Universtias Nasional Singapura, menyebut daftar delegasi mencerminkan bahwa “konsensus telah tercapai jelang rapat yang sebenarnya.”
“Kongres partai (Komunis China) ke-20 secara umum hanya akan menjadi formalitas untuk mendukung kebijakan dan arah kepemimpinan partai. Negosiasi untuk posisi-posisi penting telah dimulai sebelum kongres,” kata Wu.
“Sekarang ini, anggota-anggota Politibiro seharusnya sudah punya gagasan jelas dari perubahan susunan (partai) yang akan datang,” pungkasnya.
Diduga Berasal dari Kelompok Ini
Belum diketahui secara pasti bagaimana rumor kudeta China ini menyebar secara masif pada Sabtu (24/6/2022).
Drew Thompson, peneliti tamu di Sekolah Kebijakan Pubik Lee Kuan Yew Singapura menduga kemunculan rumor ini terkait dengan kelompok religius tertentu.
Thompson yang juga merupakan mantan pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk China, Taiwan, dan Mongolia menyebut rumor kudeta terhadap Xi Jinping pertama disebarkan oleh akun-akun yang terkait gerakan Falun Gong.
Kepada The Guardian, Senin (26/9/2022), Thompson menyatakan bahwa rumor dari kelompok tersebut “pada dasarnya tidak kredibel” dan menyebut rumor kudeta akhir pekan lalu lebih sebagai “pengandaian penuh harap.”
Falun Gong sendiri adalah gerakan religius yang dipersekusi rezim komunis China sejak akhir 1990-an.
Menurut Thompson, media yang terafiliasi Falun Gong cenderung melebih-lebihkan berita dan menonjolkan sudut pandang kontra atas rezim Xi Jinping dan Partai Komunis China.
“Dalam kasus ini (rumor kudeta), tema yang mereka sorot dan laporkan untuk waktu yang lama tiba-tiba tembus ke (media) arus utama,” kata Thompson.
Meskipun demikian, Thompson mengakui bahwa rumor kudeta Xi Jinping “punya dasar.” Ia merujuk situasi politik yang panas belakangan ini karena pembersihan sejumlah pejabat tinggi.
“Rumor bahwa Xi Jinping telah ditangkap punya dasar karena itu momen politik yang sangat sensitif di China. Dan pengadilan pejabat-pejabat senior belakangan ini menciptakan atmosfer yang panas,” kata Thompson.
Pemerintahan Xi Jinping memenjarakan sejumlah pejabat tinggi yakni Wakil Menteri Keamanan Masyarakat Sun Lijun, Mantan Menteri Kehakiman Fu Zhenghua, serta mantan kepala polisi di Shanghai, Chongqing, dan Shanxi atas dakwaan korupsi pada pekan lalu.
Fu Zhenghua dan para mantan kepala polisi itu diketahui sebagai sekutu politik Sun Lijun yang tidak setia kepada Xi Jinping.
Selain itu, rumor kudeta dan pembersihan politis ini terjadi hanya beberapa pekan sebelum Kongres Partai Komunis China pada pertengahan Oktober mendatang.
Xi Jinping diyakini akan diberikan masa jabatan periode ketiga dalam pertemuan tingkat tinggi ini.
Sumber: China Morning Post/The Guardian/Kompas.TV