Survei itu mengungkapkan bahwa banyak sekolah di Inggris sudah melihat peningkatan memilukan pada anak-anak yang kelaparan, bahkan sebelum musim dingin.
Selain itu, tagihan energi yang besar memaksa lebih banyak keluarga memilih antara menyalakan pemanas dan membeli makanan.
Salah satu sekolah di Lewisham, London tenggara, memberitahu badan amal itu tentang seorang anak yang berpura-pura makan dari kotak makan yang kosong.
Hal itu karena mereka tak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis, dan tak ingin teman-teman sekolahnya tahu bahwa tak ada makanan di rumah.
Kelompok bantuan pangan masyarakat juga mengatakan bahwa mereka berjuang untuk mengatasi permintaan baru dari keluarga yang tak mampu memberi makan anak-anak mereka.
“Kami mendengar tentang anak-anak yang begitu lapar sehingga mereka makan karet di sekolah,” kata Kepala Eksekutif Chefs in Schools, Naomi Duncan.
"Anak-anak datang dan belum makan apa pun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu,” tambahnya.
Di Inggris, semua anak sekolah balita berhak atas makanan sekolah gratis sejak penerimaan hingga tahun kedua.
Tetapi di luar itu, hanya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan kurang dari 7.400 poundsterling atau setara Rp121 juta per tahun yang memenuhi syarat mendapat makanan sekolah gratis.
Menurut Kelompok Aksi Kemiskinan Anak, ada sekitar 800.000 anak yang hidup dalam kemiskinan tak termasuk dalam syarat untuk itu.
Wanita PKS Bertambah
Dikutip dari Evening Standard, perempuan di Inggris terpaksa menjadi pekerja seks setelah putus asa mencari uang di tengah krisis biaya hidup.
Jumlah panggilan ke English Collective of Prostitutes, sebuah organisasi pekerja seks akar rumput, telah melonjak sepertiga musim panas ini.
Krisis biaya hidup sekarang mendorong perempuan menjadi pekerja seks dengan berbagai cara, baik di jalan, di tempat, maupun online.
"Secara keseluruhan apa yang kami lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu dari tempat yang putus asa," kata juru bicara English Collective of Prostitutes Niki Adams.
Sumber: The Guardian/Kompas.com/Tribunnews.com