Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Perdana menteri Inggris Liz Truss meminta maaf atas kekacauan akibat penerapan kebijakan pemangkasan pajak, yang menyebabkan lunturnya kepercayaan investor hingga memperburuk kondisi krisis di Inggris.
"Saya ingin menerima tanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuat," ujar Liz Truss dalam pidatonya pada Senin (17/10/2022) dikutip dari Reuters.
Krisis ekonomi di Inggris mulai terjadi setelah pemerintah Britania Raya ini gagal menstabilkan kenaikan harga pangan dan energi di pasar global, akibat memanasnya konflik Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Baru Sebulan Dilantik, Perdana Menteri Inggris Liz Truss Terancam Digulingkan Parlemen
Imbas dari tekanan tersebut Kantor Statistik Nasional (ONS) mencatat laju Inflasi di Inggris selama Agustus kemarin telah melonjak mencapai 9,9 persen, mendekati puncak tertingginya sejak 40 tahun silam.
Kondisi ini kian diperparah dengan adanya keputusan perdana menteri Truss dan menteri keuangan Inggris Kwarteng yang mengumumkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memangkas sejumlah pajak mulai 23 September lalu.
Kebijakan fiskal ini awalnya dimaksudkan untuk menghentikan stagnasi yang terjadi di Inggris, namun pemangkasan pajak menghantam poundsterling, dan membuat biaya pinjaman melonjak.Kondisi tersebut bahkan memaksa Bank of England (BoE) untuk melakukan pembelian obligasi darurat senilai 2,1 triliun poundsterling untuk membendung aksi jual tajam investor di pasar obligasi.
Imbas kebijakan kontroversial inilah, 100 anggota parlemen di Inggris mulai kompak menyerukan aksi pelengseran pada Truss yang baru menjabat sebagai perdana Menteri selama 42 hari.
Menanggapi banyaknya respon negatif yang menyerang pemerintahannya, mendorong Liz Truss untuk mengubah kebijakan fiskalnya dengan melengserkan Menteri Keuangan, Kwasi Kwarteng, pada Jumat (14/10/2022) dan menghapuskan kebijakan pemangkasan pajak.
Sebagai gantinya Liz Truss mengangkat Jeremy Hunt sebagai Menteri Keuangan Inggris yang baru. Meski baru menjabat selama beberapa hari, namun Hunt telah berhasil membangun kepercayaan investor terhadap pemerintah dengan meluncurkan strategi kenaikan pajak 25 persen, dua minggu lebih awal dari yang dijadwalkan.
Baca juga: Pangkas Krisis Inggris, Perdana Menteri Liz Truss Naikkan Pajak Korporasi Tahun Depan
Sejumlah langkah mulai diambil untuk menstabilkan kondisi ekonomi Inggris, akan tetapi hingga saat ini pemberontakan dari anggota parlemen yang menyerukan pengunduran diri Truss masih memanas. Meski begitu Truss secara tegas menyampaikan niatnya yang tidak akan mundur dari parlemen hingga pemilihan berikutnya.
"Saya bertahan karena saya terpilih untuk memberikan kontribusi kepada negara ini dan itulah tekad yang akan saya lakukan," jelas Liz Truss.