Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Inflasi tahunan Inggris dapat melonjak menjadi 15 persen pada awal tahun depan, karena kenaikan tajam lebih lanjut terkait harga energi yang mendorong biaya hidup.
Tekanan harga ini kemungkinan akan lebih kuat dan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan, kecuali jika pemerintah mengembangkan langkah-langkah bantuan untuk rumah tangga yang berjuang membayar tagihan energi mereka.
Menurut prediksi yang diterbitkan Kantor Statistik Nasional Inggris pada Rabu lalu, biaya barang dan jasa di Inggris telah melonjak ke level tertinggi selama 40 tahun pada September lalu, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 10,1 persen dalam 12 bulan hingga September 2022.
Baca juga: Terpuruk setelah Brexit, Ribuan Warga Demo Desak Inggris Kembali Masuk Uni Eropa
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (24/10/2022), pekan ini Menteri Keuangan baru Inggris, Jeremy Hunt mengumumkan rencana untuk mensubsidi tagihan bahan bakar untuk rumah tangga.
Namun langkah yang diusulkan ini hanya akan berlangsung hingga April tahun depan dan para Analis pun khawatir konsumen dan sektor bisnis masih akan terkena kenaikan biaya gas dan listrik.
"Pertanyaan kunci untuk prospek inflasi 2023 sekarang berkaitan dengan jaminan harga energi," kata seorang Ekonom di ING.
Pada September lalu, Perdana Menteri (PM) yang baru saja mengundurkan diri Liz Truss mengumumkan batas harga untuk energi, yang kemudian segera dihapuskan oleh Hunt.
Para ahli mengatakan bahwa tanpa batasan harga, konsumen akan sangat bergantung pada fluktuasi harga energi.
Baca juga: Inflasi Oktober 2022 Diprediksi 0,05 Persen, BBM dan Tarif Angkutan Dalam Kota jadi Penyebab Utama
Sebelumnya, Hunt berjanji bahwa 'bantuan untuk yang paling rentan' akan menjadi prioritas pemerintah dalam upaya menangani inflasi yang tinggi.
Prospek inflasi yang memburuk dan kurangnya rencana untuk mengatasi krisis biaya hidup akan mempengaruhi pendekatan Bank of England terhadap kebijakan moneter.
Ini tentunya dapat memaksa regulator untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Namun, membuat perkiraan yang tepat di tengah gejolak pemerintah Inggris Saat ini hampir tidak mungkin, karena setelah pengunduran diri Truss, pembalikan lain dari kebijakan ekonomi negara tidak akan terhindarkan.