Hubungan Li Qiang (63) dengan Presiden Xi (69) sudah terjalin selama hampir dua dekade.
Berasal dari Provinsi Zhejiang, Li adalah kepala staf Xi Jinping dari 2004 hingga 2007 ketika Xi masih menjadi ketua partai di Zhejiang.
Posisi kepala staf menjadikan Li sebagai orang kepercayaan bagi Xi Jinping, lapor Reuters.
Setelah Xi menjadi pemimpin China, dia pertama-tama mempromosikan Li menjadi Gubernur Zhejiang.
Promosi ini memberi Li pengalaman di pemerintahan regional dan kredensial yang dia butuhkan untuk peran yang lebih besar.
Pada 2015, Li menemani Xi dalam kunjungan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama.
Saat berada di Seattle, Li berpidato yang menyerukan lebih banyak kerja sama antara perusahaan-perusahaan Zhejiang dan AS.
Ketika Xi memecat beberapa pejabat di Provinsi Jiangsu sebagai bagian dari pemberantasan korupsi dan membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk mengisi kekosongan politik, ia mengirim Li pada tahun 2016 dan mengangkatnya menjadi ketua partai provinsi.
Xi menunjuk Li sebagai pemimpin Partai Shanghai pada 2017, sebagai bagian dari langkah strategis untuk menempatkan sekutunya di posisi kunci dan membawa basis kekuatannya ke jajaran atas partai.
Selama lockdown Shanghai, Li berulang kali muncul di media pemerintah saat melakukan kunjungan ke kompleks perumahan dan rumah sakit.
Sebagai perdana menteri, Li akan bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang merosot karena kebijakan nol Covid, serta ketegangan dengan Barat, dilansir Guardian.
Dia diharapkan untuk fokus pada inovasi dan industri teknologi tinggi, sesuai dengan rencana Xi.
Li, yang telah memimpin banyak investasi asing di Shanghai selama masa jabatannya, digambarkan oleh orang-orang yang bertemu dengannya memiliki gaya kerja yang pro-bisnis dan pragmatis.
Baca juga: Protes Anti Xi Jinping Menyebar di China setelah Amankan Masa Jabatan Tiga Periode
Sebagai orang kepercayaan Xi, Li kemungkinan akan diberi kendali yang lebih bebas untuk mengelola ekonomi daripada pendahulunya Li Keqiang, yang dipandang oleh Xi sebagai ancaman.