Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammed Shatayyeh mengungkapkan pihaknya tidak ingin Indonesia menjadi mediator Palestina dan Israel.
Namun, Shatayyeh berharap Indonesia selalu berada di sisi Palestina sampai diakui sebagai negara yang berdaulat.
Hal ini disampaikan Shatayyeh pada konferensi pers terkait kunjungan resminya ke Indonesia pada Selasa (25/10/2022) di Hotel Borobudur, Jakarta.
"Saya yakin, Indonesia akan tetap berdiri kokoh untuk hak Palestina. Apa yang kami inginkan dari Indonesia bukan untuk menjadi mediator. Indonesia tidak akan pernah jadi mediator, tapi Indonesia ada di sisi Palestina," ujarnya.
Baca juga: Indonesia-Palestina Jalin Kerja Sama Teknis Pengawasan Obat dan Makanan
Bicara tentang mediasi Palestina-Israel, menurutnya hal itu sudah dilakukan banyak negara.
Eropa misalnya telah memediasi Israel-Palestina sejak lama, begitu pula Amerika Serikat (AS) juga telah memediasi Palestina-Israel sejak 1991, dan Norwegia telah memediasi Palestina-Israel sejak tahun 1993.
Namun, menurut PM Palestina, isunya bukan tentang mediasi, tapi isunya tentang niat.
Sebab Israel tidak memiliki niatan untuk mengakhiri penjajahan dan pencaplokan wilayah Palestina.
"Karena itu saya yakin, Indonesia akan tetap berdiri kokoh untuk hak Palestina," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Indonesia Konsisten Terus Mendukung Perjuangan Bangsa Palestina
Shatayyeh berharap Indonesia ada untuk perdamaian dan keadilan bagi Palestina dan siapapun.
Ia juga berharap Indonesia selalu dan terus ada untuk hak Palestina hingga menjadi negara yang berdaulat dan juga diakui sebagai negara berdaulat.
"Ini apa yang saya dengar dari Presiden (Jokowi), dan saya berterima kasih untuknya," ujar PM Palestina.