Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, OSLO – Perang geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas mendorong para anggota pakta North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk meningkatkan kekuatan militernya guna mencegah meluasnya ancaman serangan rudal nuklir Vladimir Putin.
Seperti Norwegia, negara yang terletak di Eropa bagian utara ini pada Senin (31/10/2022) mengumumkan rencana untuk meningkatkan kesiapan militernya dalam menanggapi agresi Rusia di Ukraina.
Dimana nantinya Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store akan memerintahkan angkatan bersenjata di negaranya untuk meningkatkan kesiapan dari fase nol ke fase satu.
“Ini adalah situasi keamanan paling parah dalam beberapa dekade. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa Rusia ingin menyerang Norwegia atau negara lain secara langsung tetapi kita harus lebih waspada,”jelas Perdana Menteri Store.
Baca juga: Pesawat Pengebom Nuklir B-52 AS Bakal Parkir di Australia, Bisa Picu Kemarahan China
Sebelum memperkuat kesiagaan angkatan militernya ke level satu, dalam beberapa pekan terakhir Angkatan Bersenjata Norwegia diketahui telah lebih dulu meningkatkan kehadiran di sekitar infrastruktur penting di Laut Utara.
Seperti yang dikutip dari The Guardian, tindakan ini dilakukan menyusul dugaan sabotase pipa gas Nord Stream Rusia di Laut Baltik dan setelah drone terlihat terbang di dekat fasilitas minyak dan gas lepas pantai Norwegia yang hanya berjarak 198 km (123 mil) dengan Rusia.
Selain itu ditemukannya seorang agen mata – mata asal Rusia yang menyamar menjadi seorang dosen universitas Arktik Norwegia, juga makin mendorong pemerintah Oslo untuk menyerukan sikap siaga.
Rencananya dalam waktu dekat Norwegia akan memulai untuk melakukan serangkaian latihan mandiri mencakup tugas-tugas operasional dengan tujuan untuk menambah kekuatan mobilisasi yang lebih aktif, setelah sebelumnya angkatan udara Norwegia membatalkan pelatihan di AS dengan jet tempur F-35.