TRIBUNNEWS.COM - Imran Khan, mantan Perdana Menteri Pakistan muncul setelah insiden penembakan yang melukainya di tengah demonstrasi beberapa hari lalu.
Kepada wartawan, Imran Khan menuduh Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, yang menggantikannya sejak April lalu, terlibat dalam penembakan tersebut.
Ia juga menuduh Menteri Dalam Negeri, Rana Sanaullah, serta seorang komandan tentara senior turut serta.
"Ketiganya memutuskan untuk membunuh saya," kata Khan dalam penampilan publik perdananya sejak penyerangan pada Kamis (3/11/2022), dilansir Al Jazeera.
Khan mengungkapkan ada dua pria bersenjata yang melakukan penembakan itu.
Pemerintah membantah tuduhan eks PM itu dan menduga upaya pembunuhan itu dilakukan seorang pria bersenjata karena faktor ekstremisme.
Baca juga: Mantan PM Pakistan Imran Khan Muncul setelah Insiden Penyerangan, Sebut Dirinya Ditembak 4 Kali
"Pemerintah Pakistan telah diminta untuk menyelidiki masalah ini dan memulai tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pencemaran nama baik dan tuduhan palsu terhadap institusi dan pejabatnya tanpa bukti apapun," kata Inter Services Public Relations (ISPR) militer dalam sebuah pernyataan.
Tuduhan dari Khan juga disangkal Menteri Sanaullah, sembari mendesak dilakukan penyelidikan independen.
Serangan terhadap konvoi Imran Khan menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 10 orang.
Mantan bintang kriket internasional berusia 70 tahun itu telah memimpin ribuan konvoi kampanye sejak pekan lalu dari Lahore ke Islamabad.
Duduk di kursi roda dengan kaki kanannya digips dan kaki kirinya diperban, Khan berbicara selama lebih dari satu jam dalam penampilan perdananya di media.
Sepanjang acara, ia mencela pemerintah serta penggulingannya pada awal tahun lalu.
Ia mendesak masyarakat Pakistan melanjutkan perjuangannya, serta berjanji akan kembali melancarkan aksi protes menuju Islamabad setelah pulih.
Khan mengimbau ketua hakim Pakistan mengambil tindakan terhadap ketidakadilan yang terjadi kepada dirinya dan para pekerja partainya.
Dia mengaku telah melakukan cukup banyak untuk Pakistan, membuktikan bahwa ia hanya ingin yang terbaik untuk bangsa.
Dia juga menuntut pengunduran diri tiga orang yang menurutnya bertanggung jawab atas serangan itu.
"(Jika) tidak ada keadilan, sebuah negara tidak bisa makmur," kata Khan berbicara kepada ketua hakim.
"Adalah tanggung jawab Anda untuk menyelamatkan negara ini dari ketidakadilan."
Sekretaris Jenderal Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Hammad Azhar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kurangnya keamanan tidak bisa jadi alasan atas penyerangan kepada pemimpinnya itu, Imran Khan.
"Bukannya tidak ada tindakan pencegahan. Ini adalah upaya pembunuhan terencana terhadap Imran Khan. Itu direncanakan dengan hati-hati, dan dieksekusi dengan hati-hati," kata Azhar.
"Ada beberapa penjaga keamanan di sekelilingnya."
Gelombang Protes
Imran Khan mengungkap tuduhannya setelah para pendukungnya turun ke jalanan di berbagai kota besar untuk melakukan protes pada Jumat (4/11/2022).
Loyalis mantan PM Pakistan memblokir jalan-jalan utama hingga terlibat bentrok dengan pasukan keamanan.
Beberapa pendukung berkumpul di tempat Khan terluka dan mendesak mantan perdana menteri itu untuk melanjutkan pawainya di Islamabad.
"Itu tidak bisa berhenti. Orang-orang sangat marah, itu akan menjadi lebih intens," Ansar Bashir (40), seorang pendukung yang menyaksikan penembakan itu, lapor Reuters.
Di Lahore, ibu kota negara bagian Punjab di timur, sekelompok besar pengunjuk rasa membakar ban dan memblokir jalan.
Beberapa oknum melemparkan batu ke gerbang kantor gubernur provinsi Punjab, menghancurkan kamera keamanan dan penghalang, kata saksi mata.
Pendukung Khan juga memblokir jalan-jalan di kota barat laut Peshawar, sementara saluran televisi lokal menunjukkan polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Islamabad dan kota selatan Karachi.
Baca juga: Populer Internasional: Fakta-fakta Mantan PM Pakistan Ditembak | Elon Musk Bakal Datang ke B20 Bali
Tahirul Qamar, seorang pekerja medis di pasar Wazirabad, mengatakan Khan harus menghentikan protes lebih lanjut untuk menghindari lebih banyak kerusuhan.
"Dia harus berhenti, lebih banyak nyawa akan hilang," katanya.
Setelah penembakan terjadi, beredar video seorang pria diduga pelaku mengatakan motifnya menyerang karena alasan agama.
Menteri Dalam Negeri mengaku khawatir video yang telah beredar luas itu dapat menginspirasi orang lain.
Sementara itu, polisi Punjab mengatakan telah menangkap terduga pelaku, tetapi tidak jelas apakah itu orang yang sama yang ditunjukkan dalam rekaman video.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)