TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah yang didirikan Rusia di wilayah Kherson menyebut, Ukraina telah melakukan sabotase di wilayahnya.
Kherson saat ini telah kehilangan pasokan air dan listrik setelah apa yang disebutkan dengan tindakan "sabotase".
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, administrasi Kherson menyebut, "serangan teroris" merusak tiga saluran listrik di wilayah tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, pihak Kherson menyebut jika serangan tersebut dilakukan Ukraina, meski tidak ada bukti.
Pemadaman tersebut merupakan "hasil dari serangan yang diorganisir oleh pihak Ukraina di jalan raya Berislav-Kakhovka yang mengakibatkan tiga tiang beton dari saluran listrik tegangan tinggi rusak," katanya.
Pemadaman listrik ini adalah pertama kalinya di Kherson sejak jatuh di tangan Rusia.
Baca juga: AS Tuduh Rusia dan China Melindungi Korea Utara dan Kecaman PBB
Kherson adalah salah satu dari empat wilayah yang dicaplok secara ilegal oleh Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu.
Mengutip TASS, Gubernur Kherson, Vladimir Saldo mengatakan bahwa ada rencana pasokan listrik kota akan dipulihkan secepatnya.
Spesialis energi sedang bekerja untuk "cepat" menyelesaikan masalah ini, kata pihak berwenang yang didukung Rusia.
"Hari ini (Minggu, 6 November 2022 -red) ada serangan enam roket HIMARS."
"Unit pertahanan udara menembak jatuh lima rudal, satu mengenai kunci bendungan Kakhovka, yang rusak," tulis layanan darurat Kherson.
Kantor berita RIA Novosti mengutip seorang pejabat lokal yang didukung Moskow yang mengatakan kerusakan itu tidak "kritis".
Baca juga: Iran Akui Pernah Kirim Drone ke Rusia Sebelum Pecah Perang Ukraina
Ancaman Banjir
Bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka di Ukraina selatan, bisa terancam jebol dan menyebabkan banjir.