Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Sebuah ledakan keras yang diduga berasal dari serangan bom terjadi di jantung kota Istanbul, Turki, tepatnya di kawasan Istiklal. Setidaknya ada enam orang meninggal dunia dalam serangan tersebut, Minggu (13/11/2022).
Ledakan itu terjadi di salah satu jalanan yang menjadi pusat niaga populer di kalangan wisatawan pukul 16.13 waktu setempat, dalam cuplikan video yang beredar di sosial media tampak sebuah api secara tiba – tiba meledakan hingga membuat puing-puing bangunan runtuh dan beberapa orang tergeletak di tanah.
"Salah jika mengatakan ini tidak diragukan lagi serangan teroris, tetapi perkembangan awal dan intelijen awal dari gubernur saya adalah bahwa itu berbau terorisme," ujar Erdogan pada konferensi pers di Istanbul.
Belum diketahui apa motif dari aksi serangan bom ini, namun mengutip dari Reuters pihak berwenang kini sedang meninjau rekaman CCTV.
Bahkan pemerintah setempat turut menerjunkan lima jaksa khusus untuk menyelidiki ledakan tersebut.
Pengawas media beserta Dewan Tertinggi Radio dan Televisi Turki juga turut memberlakukan larangan sementara agar media penyiaran tidak menampilkan video saat ledakan atau setelahnya.
Baca juga: Turki Dilanda Serangkaian Pemboman Mematikan, Berikut Rentetan Ledakan di Istanbul Antara 2015-2022
Menurut laporan dari Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, ledakan bom di Istanbul merupakan bagian dari aksi terorisme. Oktau mengungkap pelaku ledakan maut yang menewaskan 6 orang dan menyebabkan 81 orang terluka merupakan seorang wanita. Menurutnya, pelaku wanita itu merupakan dalang utama yang meledakkan bom tersebut.
"Kami anggap seorang wanita, meledakkan bom itu," kata Oktay.
Sejauh ini belum ada pihak atau kelompok milisi yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan di Istiklal. Meski begitu Erdogan menegaskan bahwa semua yang terlibat dalam aksi peledakan tersebut akan ditindak dengan tegas.
Baca juga: Ledakan di Turki Tewaskan 6 Orang dan 81 Lainnya Terluka, Diduga Serangan Teroris Dilakukan Wanita
"Orang-orang kami dapat yakin bahwa pelaku di balik serangan itu akan dihukum sebagaimana mestinya," jelas Erdogan.
Serangan seperti ini bukan kali pertama yang terjadi di Istanbul bahkan lokasi itu sempat beberapa kali menjadi target serangan sejumlah kelompok milisi mulai dari kelompok separatis Kurdi dan kelompok lainnya pada kurun waktu 2015 hingga 2016.
Beberapa jam usai ledakan terjadi sejumlah toko dan kedai di sekitar Istiklal dilaporkan tetap dibuka oleh pemiliknya. Mereka menyebutnya tindakan yang dilakukannya sebagai tanda bahwa masyarakat setempat tidak takut.
"Kami tidak takut, kami mendengar ledakan tetapi kami tetap buka sepanjang polisi tidak datang dan meminta kami tutup," kata Mustafa Guler, seorang manajer restoran yang terletak di kawasan Istiklal.