Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Raksasa energi milik negara Rusia Rosatom telah mulai membangun reaktor kedua di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) El-Dabaa di Mesir.
Pernyataan ini disampaikan layanan pers Rosatom pada Sabtu kemarim waktu setempat.
Pabrik empat reaktor El-Dabaa terletak sekitar 300 km barat laut ibu kota Mesir, Kairo.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (20/11/2022), proyek ini diluncurkan kembali pada 2017, sementara konstruksinya dimulai pada Juli lalu.
Direktur Jenderal Rosatom Aleksey Likhachev mengatakan bahwa empat reaktor nuklir yang direncanakan untuk pembangkit tersebut diharapkan beroperasi dengan kapasitas penuh sebesar 4,8 GW pada 2030.
"Peluncuran PLTN akan memainkan peran penting dalam kehidupan sosial-ekonomi dan teknologi Mesir serta akan memberikan dorongan untuk transisi bertahap industri dan ekonomi negara ke sumber energi rendah karbon," kata Likhachev.
Menurutnya, ini akan menciptakan landasan yang kokoh untuk pembangunan Mesir yang 'percaya diri dan berkelanjutan' selama beberapa dekade mendatang.
Ia mencatat, pembangunan reaktor kedua saat ini berjalan lebih cepat dari yang dijadwalkan, ini tentunya merupakan sebuah tanda yang menunjukkan bahwa proyek tersebut mendapatkan momentum.
El-Dabaa akan menjadi PLTN pertama Mesir dan fasilitas serupa pertama di benua Afrika yang dibangun dengan teknologi Rusia.
"Itu juga merupakan proyek gabungan Rusia-Mesir terbesar sejak pembangunan Bendungan Aswan," tegas Likhachev.
Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Tembaki PLTN, Ledakan Terjadi 300 Meter Dari Reaktor
Selain Rosatom, kontraktor besar Mesir juga terlibat dalam pembangunan pabrik El-Dabaa.
Proyek ini dibiayai bersama oleh kedua negara, pemerintah Rusia pun menyediakan 85 persen dari biaya 30 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dalam bentuk pinjaman negara, sedangkan sisanya didanai oleh Mesir.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua negara, Rosatom akan memasok bahan bakar nuklir untuk pabrik tersebut selama 60 tahun masa desainnya dan akan melakukan pemeliharaan serta perbaikan selama sepuluh tahun setelah peluncuran setiap reaktor.