Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLORADO - Pria bersenjata yang melepaskan tembakan di Club Q pada Sabtu malam, menewaskan sedikitnya 5 orang, tampak berhenti di luar klub malam Colorado Springs sebelum masuk dan melancarkan aksi brutalnya.
Menurut pemilik klub malam itu, Nic Grzecka dan Matthew Haynes, pria itu bersenjata lengkap dan mengenakan jaket antipeluru gaya militer.
Informasi ini mereka peroleh setelah meninjau video pengawasan pada momen penembakan.
Keduanya mengatakan tidak mengenal pria yang telah diidentifikasi oleh polisi sebagai Anderson Lee Aldrich itu.
Dikutip dari The New York Times, Senin (21/11/2022), Haynes menuturkan bahwa pria bersenjata tersebut telah memasuki klub malam itu dengan 'daya tembak yang luar biasa'.
Karena peluru keluar dari sebuah senapan yang tampak seperti enam magasin amunisi dan mulai menembak secara brutal.
Petugas polisi tiba dan langsung menahan tersangka dalam waktu 6 menit setelah menerima panggilan darurat tentang penembakan itu.
Baca juga: PROFIL Jared Polis, Sosok Gubernur Gay di Colorado, Gubernur AS Pertama yang Menikah Sesama Jenis
Selanjutnya, Grzecka dan Haynes tiba di sana beberapa menit kemudian. "Itu adalah kekacauan," kata Haynes.
Ia menekankan bahwa Club Q selama ini telah menjadi 'tempat yang aman bagi komunitas LGBTQ+ dan pihak yang mendukung keberadaan mereka selama 21 tahun.
Setelah penembakan massal terjadi di sebuah klub malam gay yang ramai di Orlando, Florida, yakni 'Pulse' pada 2016, di mana 49 orang tewas, Haynes mengatakan dirinya dan Grzecka pun langsung meningkatkan 'kewaspadaan' tentang keamanan di klub mereka.
Baca juga: Daftar Kasus Penembakan Massal AS Tahun 2022, Terbaru Tewaskan 5 Orang di Klub Gay Colorado
"Kami telah bekerja sama dengan Departemen Kepolisian Colorado Springs dan F.B.I. dalam menanggapi berbagai ancaman selama bertahun-tahun. Tapi tidak ada ancaman baru-baru ini terhadap Club Q," jelas Haynes.
Sementara itu Grzecka menambahkan bahwa setelah penembakan di Pulse, komunitas gay di Colorado Springs pun berkumpul.
"Kami berjaga-jaga, berdiri di tempat parkir kami, tapi tidak pernah berpikir ini akan terjadi lagi di komunitas kami," pungkas Grzecka.