News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Malaysia

Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Gagal Raih Dukungan Partai Lain, Penentuan PM Malaysia Masih Berlanjut

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim (tengah) melambai saat dia pergi setelah bertemu dengan Raja Malaysia di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 22 November 2022. Pencarian Perdana Menteri Malaysia yang baru memasuki hari keempat (23/4/2022), para kandidat gagal mencari dukungan dari partai lain.

Mendapatkan 49 kursi di parlemen, kemenangan PAS menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah kelompok minoritas di Malaysia.

Malaysia memiliki kelompok etnis Tionghoa dan India yang signifikan yang memeluk agama lain.

Ada pula kekhwatiran investor atas dampak partai Islam terhadap kebijakan nasional.

Dilaporkan Independent, polisi telah memperketat keamanan karena unggahan di media sosial dapat memicu konflik rasial jika blok Anwar Ibrahim yang multietnis akhirnya menang.

Pemimpin oposisi Malaysia dan ketua Pakatan Harapan (Aliansi Harapan) Anwar Ibrahim (Tengah) tiba di ruang konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 November 2022. (ARIF KARTONO / AFP)

Baca juga: Anwar Ibrahim: Penjara akan Sulit Bagi Eks PM Najib Razak yang Terbiasa dengan Gaya Hidup Mewah

Muslim Melayu mencakup dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia.

Kepala polisi nasional Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan pada hari Rabu (23/11/2022) bahwa keamanan telah diperketat di lokasi-lokasi strategis nasional untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Polisi juga telah memperingatkan tindakan tegas terhadap pengguna media sosial yang memicu sentimen ras dan agama.

Sebuah organisasi masyarakat sipil dan HAM mengatakan mereka mendeteksi pergerakan terkoordinasi di media sosial untuk mempromosikan blok Muhyiddin dan menjelekkan Anwar dan salah satu sekutunya yang didominasi China, Partai Aksi Demokratik, atau DAP.

Pendukung Islam sering menggunakan DAP sebagai momok untuk memperingatkan orang Melayu tentang dominasi politik China jika blok Anwar menang.

Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa postingan tersebut menyalahkan DAP karena menyebabkan kekerasan pada tahun 1969 yang menewaskan ratusan orang, kebanyakan orang China.

Setelah kerusuhan tahun 1969, dibuat program khusus untuk memberikan hak istimewa kepada orang Melayu dalam pekerjaan, perumahan dan pendidikan.

Program itu bertujuan memberi lebih banyak kesempatan kepada orang Melayu untuk mempersempit kesenjangan kekayaan dengan orang China yang berpikiran bisnis.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini