TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Kyiv, Vitaliy Klitschko mengimbau warga untuk menampung air, makanan, dan pakaian hangat jika terjadi pemadaman listrik total.
Klitschko memperingatkan bahwa suhu di rumah bisa turun dengan cepat karena infrastruktur telah rusak dan tidak adanya listrik, pasokan air, drainase dan pasokan panas.
"Suhu di apartemen mungkin tidak jauh berbeda dengan suhu di luar," katanya dalam forum keamanan di Kyiv.
Saat itu, suhun di Kyiv mencapai kira-kira -4 derajat Celcius.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk memiliki persediaan air teknis, air minum, produk makanan tahan lama, pakaian hangat," imbuhnya.
Diwartakan Al Jazeera, Klitschko menambahkan, warga harus mempertimbangkan untuk pindah sementara dan tinggal bersama teman atau kerabat yang memiliki rumah di pinggiran Kyiv.
Baca juga: Ukraina Kehilangan 10.000 hingga 13.000 Tentara dalam Perang Lawan Rusia
Ukraina mengatakan serangan merupakan kejahatan perang.
Sementara Rusia menyebut serangannya terhadap infrastruktur vital adalah sah secara militer.
Moskow mengklaim Kyiv dapat mengakhiri penderitaan rakyatnya jika memenuhi tuntutan Rusia.
Warga Amerika khawatir efek perang
Orang Amerika khawatir bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan efek tidak langsung di Eropa.
Washington juga memprediksi, perang Rusia di Ukraina mungkin mempengaruhi China untuk melakukan hal serupa di Taiwan, lapor Wall Street Journal.
Baca juga: Ukraina Klaim Semua Anggota NATO Menyetujui Keanggotaannya
Menurut survei pertahanan nasional, sebagian orang Amerika mendukung pemerintah AS mengirim senjata dan memberikan dukungan keuangan untuk Kyiv.
Namun mereka kurang percaya pada kepemimpinan militer mereka.
Secara total, survei menemukan bahwa 57 persen responden mengatakan AS perlu terus mendukung Ukraina.
Lalu 33 persen mengatakan mereka harus fokus pada masalah domestik dan menghindari kemarahan Rusia.
AS telah mengirim lebih dari $19 miliar bantuan militer ke Ukraina tahun ini, yang menurut 39 persen orang Amerika adalah jumlah yang tepat.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)