News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Agenda Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi, Tingkatkan Hubungan Antara Dua Negara

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz (kiri) berdiri bersama Presiden China Xi Jinping (kanan) dalam upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 16 Maret 2017. Atas undangan Raja Salman, Presiden China akan ke Arab Saudi. Tiga KTT akan diadakan, 30 kepala negara akan hadir, kesepakatan USS29 M ditandatangani

Kemitraan

Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed, tertarik untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan China.

Ketertarikan Arab Saudi sebagai bagian dari pendekatan strategis Kerajaan dalam memperkuat hubungan dengan semua negara berpengaruh dan kekuatan internasional.

Komite tingkat tinggi Saudi-China, diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed dan Wakil Perdana Menteri Dewan Negara Tiongkok Han Zheng, telah memimpin upaya untuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan.

Mereka juga berupaya memperkuat kerja sama dalam perdagangan, investasi, energi, teknologi, dan budaya.

Mitra terdepan

China adalah mitra dagang terbesar Arab Saudi, dengan perdagangan bilateral senilai $87,3 miliar pada tahun 2021.

Ekspor China ke Arab Saudi mencapai $30,3 miliar, sementara impor China dari Kerajaan mencapai $57 miliar.

Arab Saudi adalah pemasok minyak utama China.

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau resor Indonesia Bali pada 14 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP) (AFP/SAUL LOEB)

Arab Saudi menyumbang 18 persen dari total pembelian minyak mentah China, dengan total impor 73,54 juta ton (1,77 juta barel per hari) dalam 10 bulan pertama tahun 2022, senilai $55,5 miliar, menurut data bea cukai China.

Impor minyak tahun lalu berjumlah 87,56 juta ton, senilai $43,9 miliar.

Jumlah itu merupakan 77% dari total impor barang dagangan China dari Arab Saudi.

Saudi Aramco yang dikelola negara memiliki kesepakatan pasokan tahunan dengan setengah lusin penyuling China termasuk Sinopec, CNPC, CNOOC, Sinochem, Norinco serta penyuling swasta Zhejiang Petrochemical Corp.

Pengembang utilitas Saudi ACWA Power, sebagian dimiliki oleh dana kekayaan negara Saudi, mengatakan pada bulan September bahwa mereka setuju dengan Silk Road Fund untuk bersama-sama berinvestasi dalam pembangkit listrik berbahan bakar gas 1,5 gigawatt (GW) di Uzbekistan.

Kesepakatan itu senilai $1 miliar, yang merupakan bagian dari inisiatif Belt One Road.

China Energy Engineering Corp (CEEC) yang dikelola negara juga sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya 2,6 GW di Al Shuaiba di Arab Saudi.

PLTS itu juga dimiliki oleh ACWA Power dan merupakan proyek tenaga surya terbesar di Timur Tengah.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini