News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konfik Rusia Vs Ukraina

Mantan Perwira CIA : Ukraina Terus Coba Seret AS ke Perang Langsung Lawan Rusia

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bagian tabung pendorong rudal S-300 ditemukan di perkebunan pedesaan Moldova, Senin (5/12/2022). Komponen itu bagian rudal darat ke udara yang ditembakkan Ukraina saat mencegat serangan rudal Rusia.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mantan perwira CIA, Philip Giraldi, menilai Ukraina dan Presiden Volodymir Zelensky terus berusaha menyeret AS ke perang langsung lawan Rusia.

Giraldi menunjuk serangan pesawat tak berawak Senin dini hari ke dua lapangan terbang di dalam wilayah Rusia. Lapangan terbang ini menampung armada pengebom strategis berkemampuan nuklir.

Salah satu doktrin nuklir Rusia menyatakan penggunaan senjata nuklir dimungkinkan jika terjadi serangan langsung terhadap armada nuklir Rusia.

"Ini adalah upaya yang jelas oleh Zelensky, dalam pikiran saya, untuk meningkatkan perang," kata Giraldi kepada Hakim Andrew Napolitano di podcast 'Judging Freedom' Senin malam waktu Washington.

“Dia mencoba melakukan itu dengan rudal yang mungkin salah arah, dan berakhir di Polandia dan menewaskan dua orang,” lanjut Giraldi.

“Dia bahkan mendorongnya dan mengatakan NATO harus campur tangan sekarang. Ini bisa menjadi upaya lain untuk, katakanlah, mempromosikan eskalasi di pihak Rusia,” katanya.

Baca juga: Joe Biden Sebut Ledakan di Polandia Disebabkan Rudal Ukraina, Rusia Ungkap Hasil Identifikasi

Baca juga: Serangan Drone di Pangkalan Udara Rusia Timbulkan Pertanyaan tentang Kedalaman Perang

Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Ingatkan Lagi Potensi Pecahnya Perang Nuklir

Rudal yang menghantam desa Przewodow bulan lalu dengan cepat diidentifikasi sebagai rudal Ukraina. Presiden AS Joe Biden mengatakan sebaliknya, rudal sepertinya bukan dari Rusia.

Tetapi Zelensky terus bersikeras sebaliknya selama beberapa hari, sampai Warsawa dan Washington mengungkapkan frustrasinya.

Napolitano lantas telah menunjukkan kepada Giraldi, militer AS saat ini memiliki sekitar 40.000 tentara di Polandia.

Menurut Giraldi, kehadiran mereka menciptakan "potensi kecelakaan yang tinggi" dan kesalahpahaman. Rusia akan segera tahu jika mereka bergerak untuk melintasi perbatasan.

Pada Senin pagi, dua drone tua era Soviet menyerang lapangan terbang Dyagilevo di Wilayah Ryazan dan lapangan terbang Engels di Wilayah Saratov, lebih dari 500 kilometer dari wilayah terdekat yang dikuasai Ukraina.

Tiga prajurit Rusia tewas dan beberapa lainnya terluka, tetapi serangan itu tidak mengganggu penerbangan pengebom strategis terhadap logistik Ukraina.

“Seluruh tujuan ini sekali lagi bersifat politis,” kata Giraldi kepada Napolitano tentang serangan itu.

“Ini untuk meningkatkan proses sehingga, orang Amerika mungkin melakukan sesuatu yang benar-benar bodoh dan provokatif sebagai balasannya. Saya yakin bahwa inilah yang dia mainkan,” katanya.

Pesawat jet tanpa awak Tu-141 ini bisa difungsikan sebagai alat intai dan serang jika dilengkapi bom. Drone buatan era Soviet ini digunakan Ukraina untuk menyerang sasaran jauh di dalam wilayah Rusia, Senin (5/12/2022). (Wikipedia Common)

Pertanyaan besarnya, tambah Giraldi, adalah apakah militer AS dan Gedung Putih mengetahui serangan itu sebelumnya, dan jika demikian, apakah mereka menyetujuinya?

Terkait serangan jauh ke wilayah Rusia, Washington menyatakan tidak mendorong atau mengaktifkan rencana serangan jarak jauh. Tapi juga tidak akan mencegah Kiev.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken membantah AS ada hubungannya dengan serangan pesawat tak berawak Ukraina di dua lapangan terbang jauh di dalam Rusia.

Ia berjanji AS terus memasok Kiev dengan apa pun yang dibutuhkannya. Menteri Pertahanan Lloyd Austin, sementara itu, mengesampingkan laporan media tentang cacat artileri HIMARS AS.

Austin mengatakan Pentagon tidak akan mencegah Ukraina mengembangkan kemampuan jarak jauh.

Austin dan Blinken menjawab pertanyaan bersama rekan-rekan Australia mereka yang mengunjungi Washington.

Wall Street Journal secara khusus bertanya tentang kabar modifikasi peluncur roket HIMARS yang tidak bisa menembak jauh ke wilayah Rusia.

"Kami tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia," kata Blinken. Ia menandaskan, paling penting bagaimana Ukraina mengatasi "agresi Rusia yang sedang berlangsung.

AS bertekad untuk memberi Ukraina peralatan yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri, mempertahankan wilayah mereka, mempertahankan kebebasan mereka.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, dua pangkalan pengebom strategis di wilayah Ryazan dan Saratov diserang drone pada Senin pagi.

Puing-puing dari pesawat tak berawak yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara menewaskan tiga prajurit dan mengakibatkan kerusakan kecil pada dua pembom.

Drone yang digunakan dilaporkan adalah produk Soviet yang dimodifikasi, bukan drone modern kiriman barat ke Kiev.

AS pertama kali mengirim HIMARS ke Ukraina pada Juni 2022 dan telah menerima jaminan Kiev tidak akan digunakan terhadap target di wilayah Rusia.

Namun, Duta Besar AS untuk Kiev, Bridget Brink, mengatakan pada saat itu keputusan tentang jangkauan serangan rudal akan diserahkan ke pihak Ukraina.

Moskow telah berulang kali memperingatkan Washington memberikan senjata berat ke Ukraina berisiko melewati "garis merah" Rusia dan melibatkan AS dan NATO dalam konflik secara langsung.

AS dan sekutunya bersikeras mereka bukan pihak dalam permusuhan, tetapi terus mempersenjatai Kiev.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini