News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Peru Pedro Castillo Dicopot dari Jabatannya karena Upaya Kudeta terhadap Konstitusi

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Peru, Pedro Castillo, yang telah dicopot dari jabatannya karena upaya kudeta terhadap demokrasi di Peru, Rabu (6/12/2022).

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Peru, Pedro Castillo, telah dicopot dari jabatannya dan ditahan atas tuduhan kudeta.

Kantor kejaksaan umum mengonfirmasi Castillo telah ditangkap dan didakwa dengan tuduhan melanggar perintah konstitusional setelah dia mengumumkan akan menutup kongres dan membentuk pemerintah darurat.

Pedro Castillo juga menyerukan pemilihan perlemen untuk membentuk legislatif baru.

Selain itu, Pedro Castillo meminta reorganisasi kantor kehakiman dan kejaksaan, yang menyelidiki dia atas dugaan korupsi dan mempengaruhi perdagangan.

Upaya Pedro Castillo ini digambarkan sebagai percobaan kudeta oleh Ombudsman Peru.

Baca juga: Dinas Keamanan Jerman Klaim Gagalkan Kudeta Ala Reich Jerman 1871

Sehingga, anggota parlemen Peru melakukan pemakzulan terhadap Pedro Castillo dan mencopotnya dari jabatan Presiden pada Rabu (6/12/2022).

Sebelumnya, polisi nasional Peru men-tweet bahwa mantan presiden Pedro Castillo telah ditahan di Ibu Kota Lima, tak lama setelah parlemen memilih untuk memecatnya.

Setelah pemecatan Pedro Castillo, Wakil Presiden Peru Dina Boluarte dilantik sebagai Presiden baru.

Ia menjadi kepala negara perempuan pertama dalam sejarah Peru.

Dina Boluarte menyerukan gencatan senjata politik dan pembentukan pemerintah persatuan nasional.

“Yang saya minta adalah ruang, waktu untuk menyelamatkan negara,” katanya, dikutip dari CNN Internasional.

Hari Rabu (6/12/2022) mengakhiri kekuasaan Pedro Castillo sebagai Presiden yang kacau selama 17 bulan, sejak pelantikannya pada Juni 2021.

Pemerintah pemimpin sayap kiri itu telah mengganti puluhan menteri dalam waktu kurang dari setahun.

Demonstran bentrok dengan polisi anti huru hara selama protes terhadap pemerintah Presiden Peru Pedro Castillo, di Lima pada 05 April 2022 - Presiden Peru Pedro Castillo mengumumkan berakhirnya jam malam di ibukota Lima yang bertujuan untuk menahan protes terhadap kenaikan harga bahan bakar setelah pembicaraan krisis dengan Kongres. (Photo by ERNESTO BENAVIDES / AFP) (AFP/ERNESTO BENAVIDES)

Baca juga: Presiden Burkina Faso Mengundurkan Diri setelah Kudeta, Ajukan 7 Syarat

Komentar politisi dunia

Kedutaan Besar AS di Lima mengutuk tindakan Pedro Castillo.

“Amerika Serikat dengan tegas mendesak Presiden Castillo untuk membatalkan upayanya menutup Kongres dan mengizinkan lembaga demokrasi di Peru bekerja sesuai dengan konstitusi,” tulisnya melalui akun Twitter-nya, dikutip dari The Guardian.

“Kami mendorong masyarakat Peru untuk tetap tenang selama waktu yang tidak pasti ini.”

Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador menyerukan stabilitas demokrasi untuk kepentingan rakyat.

Dalam serangkaian tweet, Andrés Manuel mengatakan suasana konfrontasi dan permusuhan telah membuat Pedro Castillo mengambil keputusan yang menguntungkan lawan-lawannya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Amerika Diego Almagro mengatakan tatanan konstitusional telah terganggu di Peru.

Ia memberikan ddukungannya untuk demokrasi, perdamaian, dan kelembagaan di Peru dan kebutuhan mendesak untuk memulihkan jalur demokrasinya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Presiden Peru

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini