Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat pada Senin (12/12/2022) telah mengirimkan bagian pertama dari bantuan peralatan listriknya ke Ukraina.
Menurut pejabat AS, pengiriman bantuan peralatan listrik itu sebagai upaya untuk mendukung infrastruktur energi Ukraina melawan serangan intensif dari Rusia.
“Tahap pertama adalah pengiriman peralatan listrik senilai 13 juta dolar AS,” kata salah seorang pejabat AS, mengutip Reuters.
Baca juga: Zelensky Desak G7 Sediakan Gas dan Senjata Tambahan agar Ukraina Mampu Bertahan di Musim Dingin
Sumber lain yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa dua pesawat lagi yang akan membawa peralatan akan berangkat dari Amerika Serikat akhir pekan ini.
Seperti diketahui, Rusia telah melakukan serangan luas terhadap infrastruktur transmisi dan pemanas listrik Ukraina sejak Oktober, dalam apa yang dikatakan Kyiv dan sekutunya sebagai kampanye yang disengaja untuk membahayakan warga sipil.
Adapun, serangan yang dilakukan oleh Rusia baru-baru ini telah membuat jutaan orang di Kyiv hidup dalam kegelapan dan tanpa penghangat di tengah suhu dingin.
“Rusia sengaja mencoba membekukan warga Ukraina sampai mati saat mereka memasuki musim dingin,” kata seorang pejabat senior AS.
"Strategi kami saat ini adalah membantu Ukraina melindungi dirinya dari serangan yang disengaja terhadap infrastruktur energi sipil karena ini bisa menjadi bencana kemanusiaan,” imbuhnya.
Sementara itu, wakil Sekretaris Energi AS David Turk telah bertemu dengan pejabat dari perusahaan minyak dan gas Kamis (8/12/2022) lalu untuk mencari cara demi mendukung ketahanan energi Ukraina.
Pemadaman listrik semakin sering terjadi dan pemerintah mengimbau masyarakat untuk menghemat energi dengan mengurangi penggunaan peralatan rumah tangga.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada akhir bulan lalu menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin atas tindakannya yang ingin memecah belah koalisi Barat dan memaksanya meninggalkan Ukraina dengan membekukan dan membuat warga Ukraina kelaparan.