TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menagih janji dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membersihkan pasukan Kurdi dari Suriah Utara.
Erdogan telah mengancam akan melancarkan serangan baru ke Suriah utara untuk mengusir pasukan Kurdi.
Pasukan Kurdi sebelumnya dituduh sebagai dalang ledakan bom pada 13 November 2022 yang menewaskan enam orang di Istanbul.
Turki dan Rusia sebelumnya telah menandatangani perjanjian pada tahun 2019.
Mereka sepakat untuk mengakhiri serangan di Suriah dengan menetapkan zona aman sepanjang 30 kilometer (19 mil) untuk melindungi Turki dari serangan Kurdi Suriah utara.
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Peringatkan Yunani Rudal Balistiknya Dapat Mencapai Athena
Turki sebut Rusia abaikan kesepakatan
Erdogan menuduh Rusia gagal menindaklanjuti kesepakatan itu.
Meski telah menandatangani perjanjian penyelesaian konflik Suriah dan Turki pada tahun 2019, namun Rusia tidak sepenuhnya membangun zona aman untuk Turki.
Rusia juga tidak bertindak apa pun terhadap kelompok Kurdi, yang saat ini masih ada di Suriah Utara.
Erdogan lalu menelepon Vladimir Putin untuk membersihkan pasukan Kurdi hingga zona aman, Senin (11/12/2022), dikutip dari The Moscow Times.
Erdogan menyatakan tindakan itu adalah prioritas.
Ia juga mengkritik AS dan Rusia karena tidak menghormati kesepakatan ini dan membiarkan YPG tetap berada di Suriah utara, dikutip dari Euro News.
Beberapa pasukan Kurdi ditempatkan di daerah-daerah di bawah kendali militer Rusia.
Kelompok Kurdi yang lain telah berperang bersama Amerika Serikat melawan jihadis dari kelompok ISIS.
Baca juga: Mantan Tahanan AS Viktor Bout Gabung Partai Demokrat Liberal Ultra Nasionalis Rusia