Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Sedikitnya 16 orang tewas dan 17 orang lainnya masih dalam pencarian setelah bencana tanah longsor melanda sebuah tempat perkemahan di Dataran Tinggi Genting, Malaysia pada Jumat (16/12/2022) pagi.
Dilansir dari Channel News Asia, kementerian pembangunan daerah mengatakan bahwa 61 orang telah ditemukan selamat, dari total 94 orang yang terjebak dalam tanah longsor.
Dalam sebuah konferensi pers, pihak kepolisian setempat menyebut korban tewas adalah warga Malaysia dan termasuk seorang anak berusia sekitar lima tahun.
Baca juga: Longsor di Perkemahan di Malaysia, 13 Meninggal Dunia, Sekitar 20 Orang Masih Terjebak
Adapun, seorang korban selamat bernama Teh Lynn Xuan (22 tahun) ketika diwawancarai media lokal setempat mengatakan bahwa dia sedang berkemah bersama 40 orang lainnya saat tanah longsor melanda. Dia mengatakan salah satu saudara laki-lakinya meninggal, sementara yang lain dirawat di rumah sakit.
"Saya mendengar suara keras seperti guntur, tapi itu adalah batu yang jatuh," katanya kepada Harian Berita Malaysia berbahasa Melayu.
"Kami merasa tenda menjadi tidak stabil dan tanah berjatuhan di sekitar kami. Untungnya, saya dapat meninggalkan tenda dan pergi ke tempat yang lebih aman. Ibu saya dan saya berhasil merangkak keluar dan menyelamatkan diri,” imbuhnya.
Seorang korban selamat lainnya bernama Leong Jim Meng, mengatakan dia dan keluarganya tidak menduga akan terjadi tanah longsor karena tidak turun hujan lebat, hanya gerimis ringan dalam beberapa hari terakhir.
“Saya dan keluarga terjebak ketika tanah menutupi tenda kami. Kami berhasil lari ke tempat parkir dan menelepon pihak berwenang. Mereka tiba cukup cepat, sekitar 30 menit kemudian,” katanya kepada Berita Harian.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengaku terkejut atas kejadian tersebut.
Baca juga: IHSG Longsor 4,34 Persen, Uang Rp 306 Triliun Lenyap Sepekan
"Saya telah meminta agar operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan dengan hati-hati dan sistematis oleh semua badan pemerintah," katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah menyarankan para menteri yang mengunjungi lokasi tersebut untuk tidak mengganggu operasi.
Beberapa jam setelah insiden tersebut, pihak berwenang setempat langsung menutup akses ke lokasi kejadian.