Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Kementerian Pertahanan Jerman pada Senin (19/12/2022) mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memesan lagi tank infanteri Puma akibat dari adanya masalah operasional dari alutsista tersebut.
"Kegagalan kendaraan tempur infanteri Puma baru-baru ini merupakan kemunduran besar," kata Christine Lambrecht, menteri pertahanan Jerman, menambahkan bahwa dia telah meminta laporan mengenai masalah tersebut.
Seperti diketahui, majalah Spiegel pada akhir pekan lalu telah melaporkan bahwa 18 tank Puma yang ditujukan untuk gugus tugas gabungan kesiapan tinggi NATO tahun depan tidak dapat beroperasi setelah masalah muncul pada sesi latihan tembak.
Baca juga: Militer Rusia Bangun Parit Pertahanan Anti Tank Antisipasi Serangan Balik Ukraina
“Pasukan kami harus dapat mengandalkan sistem senjata yang kuat dan stabil bahkan dalam pertempuran,” kata Lambrecht, sembari meyakinkan sekutu NATO bahwa mereka dapat terus mengandalkan Berlin untuk memenuhi kewajiban kesiapannya sebagai bagian dari satuan tugas bersama (VJTF) pada 2023.
Adapun, militer Bundeswehr Jerman berencana untuk menggunakan tank Marder, yang merupakan model pendahulu tank infanteri Puma, sembari menunggu hasil investigasi terkait masalah operasional pada tank tersebut.
Beberapa waktu lalu, Jerman telah berjanji akan meningkatkan anggaran pertahanan dan memodernisasi militernya menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Sejak saat itu, Kanselir Olaf Scholz berencana menambah anggaran sebesar 100 miliar euro untuk investasi pertahanan dan mendatangkan alutsista canggih.