TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menuntut mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin atas klaim bahwa Anwar dibayar RM15 juta (sekitar Rp53 miliar) saat ia menjadi penasihat ekonomi Selangor.
Dilansir Straits Times, surat tuntutan diajukan oleh Messrs SN Nair and Partners di pendaftaran Pengadilan Tinggi pada hari Selasa (20/12/2022).
Dalam pernyataan tuntutannya, Anwar mengatakan Muhyiddin Yassin menyebut soal pembarayan RM15 juta itu dalam pidato pemilihan di Taman Selasih di Kulim, Kedah pada 5 Desember.
Saat itu Muhyiddin berpidato untuk mendukung calon PN (Perikatan Nasional) Azman Nasrudin.
Potongan pidato tersebut kemudian dipublikasikan ulang di platform TikTok melalui akun dengan nama “@beritakini8”.
Video tersebut mendapat lebih dari 1,1 juta penayangan, 6.061 komentar, lebih dari 21.400 suka, lebih dari 1.360 favorit, dan 2.169 dibagikan pada 7 Desember.
Baca juga: Setelah Tolak Mobil Dinas, PM Malaysia Anwar Ibrahim Kini Blusukan ke Pasar
Anwar mengatakan setelah itu terdakwa mengunggah ulang seluruh pidatonya di akun Facebooknya dengan nama "Muhyiddin Yassin".
Anwar mengatakan kata-kata fitnah itu dimaksudkan untuk menggambarkan dirinya yang tidak dapat diandalkan dan tidak jujur menerima jutaan dari pemerintah negara bagian Selangor sebagai penasihat ekonomi, bahwa dia tidak etis, tidak berprinsip, korup, munafik dan bukan seorang Muslim yang baik.
Dengan gugatannya itu, Anwar berniat mencari ganti rugi atau kompensasi atas tuduhan Muhyiddin.
Anwar juga mencari perintah untuk menahan Muhyiddin agar tidak mengulangi kata-kata itu.
Melalui pengacaranya, Anwar sebelumnya telah mengirimkan surat peringatan kepada Muhyiddin pada 7 Desember agar ia meminta maaf dan menarik tuduhannya.
Prioritas Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri
Anwar Ibrahim baru saja dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia pada Kamis (24/11/2022) lalu, mengakhiri kebuntuan politik yang berlangsung hampir lima hari sejak pemilihan umum sebelumnya.
Di hari pertamanya masuk kantor perdana menteri, Anwar Ibrahim menyebut masalah inflasi akan menjadi fokus utamanya.
"Apa yang akan menjadi prioritas saya? Biaya hidup," ujar Anwar dalam sebuah sambutan singkat di Putrajaya beberapa jam setelah ia memasuki kantor perdana menteri Jumat (25/11/2022) pagi, dilansir Malay Mail.
Tingkat inflasi bulanan negara itu telah mencapai tingkat rekor terendah sepanjang tahun karena invasi Rusia ke Ukraina, Covid-19, serta efek pemanasan global yang terus mengganggu rantai pasokan.
Indeks harga konsumen (CPI) Malaysia naik sebesar 4 persen dari tahun sebelumnya di bulan Oktober, menurut data pemerintah.
CPI bahkan meningkat 4,5 persen pada bulan September.
Sementara itu, pasar telah merespons positif penunjukan Anwar sebagai perdana menteri.
Ringgit melonjak di dua hari pertama pelantikan Anwar, naik mendekati 1 persen terhadap dolar.
Malaysia adalah importir makanan bersih dan bergantung pada mata uang yang lebih kuat untuk menurunkan biaya impor makanan.
Anwar menyebut lonjakan positif ringgit sebagai tanda yang "positif", tetapi mengatakan pemerintahnya masih perlu bekerja keras untuk menurunkan inflasi.
Para ekonom memprediksi inflasi dapat berlarut-larut sepanjang tahun ini dan tahun depan.
"Bahkan jika ada beberapa tanda positif seperti ringgit yang lebih kuat dan peningkatan indeks saham yang menunjukkan kepercayaan pada pemerintahan baru, saya merasa prioritas harus diberikan pada biaya hidup dan dampak tekanan harga barang pada masyarakat," kata Anwar Ibrahim.
"Maka dari itu saya minta agar diadakan pembahasan lebih detail dan segera diambil tindakan untuk mengurangi tekanan ini dan saya akan segera mengadakan pertemuan dengan instansi dan kementerian terkait," imbuhnya.
Anwar Ibrahim Tidak akan Terima Gaji
Anwar Ibrahim menepati janjinya untuk tidak akan menerima gaji sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Hal itu ia tekankan saat mengumukan 28 November sebagai hari libur nasional untuk merayakan penunjukannya sebagai perdana menteri.
Anwar Ibrahim tidak menerima gaji adalah sebagai upaya untuk menanamkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, menteri, dan pimpinan partai, Malaysia Now melaporkan.
"Tidak (tidak ada gaji)."
"Saya sudah mengumumkan sebelumnya dan ini adalah langkah awal untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat."
"Saya tidak ingin rakyat berpikir bahwa semua menteri dan pemimpin, tidak peduli partai atau agama mana hanya memikirkan gaji sebagai menteri, kepentingan pribadi, kontrak dan saham."
"Oleh karena itu saya telah memutuskan untuk tidak menerima gaji apapun sebagai perdana menteri," katanya.
Namun, Anwar tidak merinci berapa lama dia tidak menerima gaji perdana menteri.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)