TRIBUNNEWS.COM - Pipa gas Rusia yang terhubung ke Eropa, meledak saat sedang diperbaiki, Selasa (20/12/2022).
Ledakan itu merobek bagian pipa Urengoy-Pomary-Uzhhorod di wilayah Chuvashia selama pekerjaan perbaikan.
Tiga pekerja perbaikan tewas.
Sementara, satu pekerja terluka oleh ledakan itu.
Saat meledak, terlihat semburan besar gas yang terbakar ke angkasa.
Baca juga: Ukraina Terima Bantuan 2 Miliar Dolar dari AS Melalui Bank Dunia untuk Hindari Beban Utang
Gubernur Chuvashia, Oleg Nikolayev mengatakan belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki bagian pipa yang terputus akibat ledakan itu.
Pihak berwenang Rusia mengatakan ledakan ini tidak mempengaruhi pasokan ekspor gas Rusia ke Eropa.
Cabang regional raksasa gas alam Rusia, Gazprom mengatakan volume transit gas tidak terpengaruh oleh ledakan karena pasokan dialihkan sepanjang jalur paralel.
"Bagian pipa gas yang rusak segera dilokalisasi. Gas diangkut ke konsumen secara penuh melalui pipa gas paralel," kata Gazprom Transgaz Nizhny Novgorod, dikutip dari Fox News.
Baca juga: Vladimir Putin Minta Militer Rusia Perkuat Pertahanan di 4 Wilayah yang Dianeksasi dari Ukraina
Evakuasi setelah ledakan pipa gas Rusia
Pipa gas ini berasal dari ladang gas di Siberia dan melintasi Ukraina sepanjang perjalanannya ke Eropa adalah salah satu rute utama ekspor gas Rusia ke UE.
Ledakan itu adalah yang terbaru dari serangkaian ledakan misterius yang menghantam infrastruktur gas Rusia yang kritis sejak dimulainya invasi Ukraina.
Petugas pemadam kebakaran dilaporkan kesulitan mencapai lokasi ledakan karena kondisi musim dingin.
Ada 37 orang dan 13 unit terlibat dalam pemadaman api.
Selain itu, Rusia mengerahkan 17 peralatan penyelamat dan 7 unit peralatan Kementerian Situasi Darurat Rusia.
Peralatan yang rusak telah diangkat sebagai penyebab paling mungkin dari ledakan berulang yang menghantam jaringan pipa Rusia.
Baca juga: Pabrik Hyundai di Rusia Gulung Tikar, Ribuan Pegawai Terancam Kena Pecat
Ledakan gas Nord Stream 1 dan 2
Ekspor gas dari Rusia, yang memasok sekitar 40 persen gas alamnya ke Eropa, telah terganggu dengan kerusakan yang terjadi pada jaringan pipa Nord Stream karena mengalami banyak ledakan awal tahun ini.
Pipa Nord Stream 1 dan 2 robek karena ledakan yang terjadi di bawah Laut Baltik pada September 2022 lalu.
Penyelidik dari Swedia menemukan jejak bahan peledak di lokasi kejadian, dikutip dari ABC News.
Akibat ledakan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat yang meledakkan pipa.
Putin juga menuduh Amerika Serikat (AS) mengambil keuntungan dari ledakan ini.
Namun, pihak Barat menuduh Rusia yang sengaja melakukannya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Gas Rusia