News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Indonesia Cabut PPKM Saat Jepang dan China Babak Belur Hadapi Gelombang Covid-19

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Pasien duduk di dalam klinik demam di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 12 Desember 2022. (Photo by AFP) / China OUT

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akhirnya mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang selama ini telah diterapkan untuk menanggapi pandemi virus corona (Covid-19).

Pencabutan ini resmi dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Jumat, 30 Desember 2022.

Keputusan ini pun diambil berdasar pada kajian ilmu pengetahuan (sains) serta masukan dari Epidemiolog terkait imunitas masyarakat saat ini.

"Pencabutan PPKM ini tidak asal cabut, dilamdasi kajian-kajian sains, termasuk masukan Epidemiolog tentang imunitas masyarakat," kata Jokowi, dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (30/12/2022).

Saat di Indonesia mulai hidup berdampingan dengan Covid-19, lalu bagaimana dengan perkembangan Covid-19 di negara Asian lainnya?

Negara di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan China kini tengah babak belur menghadapi Covid-19.

Jepang mengkonfirmasi 215.964 kasus baru Covid-19 pada Rabu lalu, dengan jumlah harian naik sekitar 9.500 dari minggu sebelumnya dan melampaui 200.000 untuk hari kedua secara berturut-turut.

Dikutip dari laman www.nippon.com, kasus infeksi harian mencapai rekor tertinggi di Prefektur Ibaraki dengan angka 5.075, lalu Prefektur Mie dengan 4.956 kasus, Prefektur Wakayama untuk 2.389 kasus dan Prefektur Oita dengan 3.041 kasus.

Kematian baru akibat virus ini berjumlah 412 di seluruh negeri pada hari itu, melebihi angka 400 untuk hari kedua berturut-turut.

Totalnya termasuk 31 di Hokkaido, 28 di Prefektur Kanagawa dan 23 di Tokyo.

Sementara itu, jumlah pasien Covid-19 secara nasional yang sakit parah turun 5 dari hari sebelumnya menjadi 577.

Baca juga: Akhir Pandemi Covid 19 di Depan Mata, Pemerintah Minta Masyarakat Tetap Waspada

Di Tokyo, 20.243 kasus infeksi baru pun dilaporkan, angkanya turun sekitar 940 dari seminggu sebelumnya.

Diantaranya ada 47 pasien dengan gejala parah di bawah kriteria pemerintah metropolitan Tokyo, angka ini turun dua dari hari sebelumnya.

Sementara untuk China, perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris Airfinity mengatakan bahwa kemungkinan ada sekitar 9.000 orang di China yang meninggal setiap harinya akibat Covid-19.

Angka ini hampir dua kali lipat dari perkiraannya pada seminggu yang lalu.

Dikutip dari laman The Guardian, infeksi Covid-19 mulai menyebar ke seluruh China pada November lalu, kemudian meningkat pesat pada bulan ini setelah pemerintah menghapus kebijakan nol-Covid termasuk sistem pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) reguler pada populasinya dan publikasi data kasus tanpa gejala.

"Kematian kumulatif di China sejak 1 Desember lalu kemungkinan mencapai 100.000, dengan total infeksi 18,6 juta," kata Airfinity dalam sebuah pernyataan pada Kamis kemarin.

Itu menggunakan pemodelan berdasarkan data dari provinsi China sebelum perubahan baru-baru ini untuk melaporkan kasus diterapkan.

Airfinity memperkirakan infeksi Covid di China mencapai puncak pertamanya pada 13 Januari dengan 3,7 juta kasus sehari.

Baca juga: Kaleidoskop 2022: Sinyal Berakhirnya Pandemi Covid-19 di Indonesia Saat Kasus di China Melonjak

Namun angka mereka berbeda dengan beberapa ribu kasus yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan China sehari.

Sumber

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini