"Hal ini merujuk pada 'kekebalan populasi yang lebih tinggi di UE serta kemunculan sebelumnya dan selanjutnya Untuk pengganti varian yang saat ini beredar di China," papar Airfinity.
Namun dalam serangkaian cuitannya di Twitter, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperbaharui seruannya ke China untuk lebih terbuka dengan data terperinci tentang situasi pandemi di negara tersebut.
Baca juga: PM Italia Minta Uni Eropa Uji Covid-19 untuk Semua Penumpang yang Datang dari China
"Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari China, dapat dipahami bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasinya," tegas Tedros.
Airfinity memperkirakan kematian mencapai puncaknya pada 23 Januari 2023, dengan sekitar 25.000 kasus sehari serta kematian kumulatif mencapai 584.000 pada Desember ini.
Sejak 7 Desember lalu, saat China mengubah kebijakannya secara tiba-tiba, pihak berwenang negara itu secara resmi melaporkan hanya 10 kematian akibat Covid-19.
"Secara internasional, pembatasan perjalanan seperti pengujian wajib, sejauh ini gagal untuk secara signifikan menekan angka penyebaran Covid-19," kata Pakar Penyakit Menular di University of Minnesota, Dr Michael Osterholm.
AS pada minggu ini juga memperluas program pengurutan genomik sukarelanya di bandara, menambahkan Seattle dan Los Angeles ke dalam program tersebut.
Itu membuat jumlah total bandara yang mengumpulkan informasi tes positif menjadi tujuh bandara. Namun para ahli mengatakan itu mungkin tidak memberikan ukuran sampel yang berarti.
"Solusi yang lebih baik adalah menguji air limbah dari maskapai penerbangan, yang akan memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana virus bermutasi, mengingat kurangnya transparansi data di China," kata Pakar Genomik dan Direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, Dr Eric Topol.
Menurutnya, mendapatkan air limbah dari pesawat China 'akan menjadi taktik yang sangat bagus'.
"Penting bagi AS untuk meningkatkan taktik pengawasannya karena China sangat tidak ingin membagikan data genomiknya," tegas Dr Topol.
Juru bicara CDC AS, Kristen Nordlund mengatakan bahwa analisis air limbah pesawat merupakan satu diantara sederet opsi yang sedang dipertimbangkan CDC AS untuk membantu memperlambat masuknya varian baru ke AS dari negara lain.
"Pengawasan air limbah Covid-19 sebelumnya telah terbukti menjadi alat yang berharga dan pengawasan air limbah pesawat berpotensi menjadi pilihan," kata Nordlund melalui email.