News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IMF: Pertumbuhan Ekonomi China akan Pulih Lebih Cepat pada Tahun Ini Usai Longgarkan Pembatasan

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi logo IMF. Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath mengatakan pertumbuhan ekonomi China akan pulih lebih cepat di tahun ini usai negara itu melonggarkan pembatasan terkait Covid-19.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, DAVOS – Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath mengatakan pertumbuhan ekonomi China akan pulih lebih cepat di tahun ini usai negara itu melonggarkan pembatasan terkait Covid-19.

"Kami memperkirakan pertumbuhan di China akan kembali, dan pulih lebih cepat," kata Gopinath kepada wartawan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia yang berlangsung di Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023).

Dia memuji pembukaan kembali China sebagai tanda positif, di samping indikasi siap untuk terlibat kembali dengan dunia.

Baca juga: Wakil Perdana Menteri Liu He Mengaku Optimis Pertumbuhan Ekonomi China akan Kembali Normal Tahun Ini

"Melihat tren infeksi, dan jika terus berlanjut, kita dapat melihat pemulihan yang sangat cepat setelah kuartal pertama tahun ini," katanya.

Dikutip dari Reuters, ekonomi China tumbuh 3,0 persen pada 2022, salah satu kinerja ekonomi terburuknya dalam hampir setengah abad, terpukul oleh pembatasan Covid-19 yang ketat dan kemerosotan pasar properti.

Sementara itu, para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi China di tahun ini akan berada di angka 4,9 persen, dengan beberapa dari mereka baru-baru ini meningkatkan perkiraan menjadi sekitar 5,5 persen.

Ditanya tentang pembacaan inflasi AS baru-baru ini yang menunjukkan pendinginan, Gopinath mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah itu berarti inflasi akan turun kembali ke target Federal Reserve AS sebesar 2 persen.

"Jika kita mendapatkan pembacaan yang mirip dengan apa yang kita lihat dalam satu atau dua bulan terakhir selama beberapa bulan ke depan, maka kita akan berada di tempat yang baik," katanya, sembari mengatakan bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat.

Gopinath juga menegaskan kembali kekhawatiran IMF bahwa ketegangan geopolitik akan membawa negara-negara di seluruh dunia ke arah proteksionisme, terlebih saat mereka mencoba menopang keamanan ekonomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini