TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Israel meluncurkan latihan militer bersama terbesar mereka mulai hari Senin (23/1/2023) hingga Jumat (27/1/2023).
Latihan tembak-menembak ini bernama Juniper Oak 23.2 di Israel dan Laut Mediterania Timur, yang berfungsi untuk menunjukkan dan memperdalam integrasi antara militer AS dan Israel.
Sejumlah 100 pesawat AS dengan pesawat tempur, pembom dan pesawat pengisian bahan bakar, terbang bersama 42 pesawat Israel.
Gugus tempur kapal induk USS, George HW Bush, juga akan mengambil bagian dalam latihan tersebut.
Hampir 6.500 personel AS akan berpartisipasi dalam latihan tersebut, serta lebih dari 1.100 personel Israel.
Baca juga: Uni Eropa Masukkan IRGC ke Daftar Organisasi Teroris, 37 Warga Iran Kena Sanksi Baru
Latihan ini akan mencakup semua domain peperangan, termasuk ruang angkasa dan peperangan elektronik.
"Kami benar-benar tidak dapat menemukan (latihan) lain yang bahkan mendekati," kata seorang pejabat senior pertahanan AS.
Pejabat AS mengakui kemungkinan perselisihan dengan pemerintah Israel yang baru di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Namun, AS menekankan komitmen bipartisan yang tidak dapat dinegosiasikan dengan Israel.
“Komitmen keamanan yang kami miliki untuk Israel terlepas dari kepribadian dan pemerintah tertentu,” kata pejabat AS itu, seperti diberitakan CNN Internasional.
Pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pemerintah Israel akan diukur berdasarkan kebijakan dan prosedurnya, bukan kepribadian individu.
Baca juga: 2 Warga Palestina Tewas di Tangan Pasukan Israel di Jenin, Satu Korban Berprofesi Guru
Tak Ada Niat Menyindir Iran
AS dan Israel menggelar latihan militer di tengah memanasnya hubungan AS dengan Iran.
Meski latihan militer tersebut mungkin menarik minat Iran, namun pejabat AS memastikan tidak ada maket target Iran.
Latihan tersebut juga tidak berorientasi pada musuh tertentu.
Meski demikian latihan itu secara tidak langsung akan menunjukkan pada musuh AS bahwa mereka tidak terlalu terganggu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan ancaman dari China untuk memobilisasi kekuatan militer yang besar.
“Saya pikir skala latihan itu relevan dengan berbagai skenario, dan Iran dapat menarik kesimpulan tertentu dari itu,” kata pejabat AS itu mengakui, seperti diberitakan Gulf News.
“Ini benar-benar dimaksudkan sebagian besar untuk menguji kemampuan kita untuk melakukan hal-hal pada skala ini dengan Israel melawan berbagai macam ancaman yang berbeda.”
Sementara itu, pihak Israel mengatakan latihan itu bertujuan untuk melatih dan menguji kekuatan militer Israel dan AS.
“Latihan itu akan menguji kesiapan bersama Israel-AS dan meningkatkan hubungan operasional antara kedua tentara,” kata Israel Defense Forces (IDF) dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan The Times of Israel.
Latihan itu akan mencakup latihan tembakan langsung dan melibatkan 6.400 pasukan AS, banyak di antaranya akan berada di kapal induk AS George HW Bush strike group.
Sekitar 1.100 tentara dikerahkan di Israel.
Latihan akan berlangsung jarak jauh, yang melibatkan darat, laut, udara dan ruang angkasa.
100 pesawat dari Amerika dalam latihan tersebut termasuk empat pembom strategis B-52, empat jet tempur F-35, 45 pesawat tempur F/A-18, dan dua drone MQ-9 Reaper.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Iran-AS