TRIBUNNEWS.COM - Pada November 2022 kemarin, Amerika Serikat (AS) menuduh Korea Utara memasok rudal dan roket ke kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group.
"Kami dapat memastikan bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Wagner, yang membayar perlengkapan itu," kata Juru bicara Keamanan Gedung Putih, John Kirby, kepada wartawan, seperti dikutip BBC.
Menanggapi klaim Gedung Putih, Pyongyang membantah memberikan senjata kepada Wagner Group untuk memperkuat pasukan Rusia di Ukraina.
Dikutip Al Jazeera, Direktur Jenderal Departemen Urusan Amerika, Kwon Jong Gun, mengecam tuduhan Washington sebagai rumor tak berdasar, Minggu (29/1/2023).
Pyongyang menyebut tuduhan itu bertujuan untuk membenarkan bantuan militer Amerika ke Ukraina.
Baca juga: Pasukan Ukraina Tembaki Jembatan di Wilayah Zaporizhzhia dengan Roket HIMARS
Pejabat tinggi itu memperingatkan Amerika akan menghadapi konsekuensi jika terus menyebarkan rumor buatan sendiri.
"Mencoba menodai citra (Korea Utara) dengan mengarah sesuatu yang tidak ada adalah provokasi besar yang tidak pernah bisa dibiarkan," kata Kwon.
Kwon menambahkan langkah AS merupakan upaya bodoh untuk membenarkan tawaran senjatanya ke Ukraina.
Kim Yo Jong sebut Amerika lewati batas
Presiden AS Joe Biden menjanjikan 31 tank Abrams ke Ukraina pada awal pekan ini untuk membantu membantu Kyiv melawan Rusia.
Baca juga: Eks PM Inggris Boris Johnson: Putin Mengancam dengan Serangan Rudal Jelang Invasi ke Ukraina
Adik perempuan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Yo Jong menanggapi dengan keras langkah tersebut.
Saudara Kim Jong Un itu menuduh Washington melewati batas dengan mengirim tank ke Ukraina.
Organisasi kriminal transnasional
Awal bulan ini, pemerintah Presiden Joe Biden menunjuk Wagner Group sebagai organisasi kriminal transnasional.
Amerika mengutip dugaan transaksi senjata kelompok militer swasta dengan Korea Utara - suatu hal yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Ukraina dan Wagner Rusia Klaim Kuasai Daerah Blahodatne, Kyiv Sebut Tangkis 13 Serangan di Donetsk
Bersama China, Rusia adalah salah satu dari sedikit teman internasional Korea Utara.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)