Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Korban meninggal dalam gempa bumi besar dengan magnitudo 7,8 skala Richter (SR) dan gempa susulannya terus bertambah. Hingga Senin malam atau tadi malam (6/2/2023), korban meninggal hampir 2.300 orang di Turki dan Suriah.
Dikutip dari Al Jazeera, gempa di Turki awalnya terjadi di dekat kota Gaziantep pada pukul 04:17 waktu setempat (01:17 GMT), Senin (6/2/2023), saat banyak orang sedang tidur.
Gempa pertama terjadi pada kedalaman sekitar 17,9 kilometer (11 mil) dan terasa sampai ke Siprus, Mesir dan Lebanon.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan jumlah korban tewas di negara itu meningkat menjadi 1.014 jiwa. Pihak berwenang Turki telah mengumumkan "alarm level 4" yang meminta bantuan internasional.
Gempa kedua berkekuatan 7,6 SR terjadi beberapa jam kemudian di tengah beberapa gempa susulan, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD).
AFAD menambahkan, pusat gempa berada di wilayah Elbistan di provinsi Kahramanmaras.
Tim pencarian dan penyelamatan segera dikirim ke daerah yang terkena gempa, kata presiden Turki. Kementerian pertahanan Turki mengatakan angkatan bersenjata negara itu telah membangun koridor udara untuk memungkinkan tim medis dan penyelamat mencapai daerah yang dilanda gempa.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan setidaknya ada enam gempa susulan dan mendesak warga untuk tidak memasuki bangunan yang rusak untuk mencegah bertambahnya korban.
“Prioritas kami adalah mengeluarkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan memindahkan mereka ke rumah sakit,” katanya.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan gambar-gambar bangunan yang mengerikan menjadi tumpukan puing di beberapa kota di tenggara Turki.
Baca juga: Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban Gempa Bumi Dahsyat Magnigtudo 7,4 di Turki
Di Suriah, yang menghadapi perang saudara lebih dari satu dekade, dilaporkan terdapat 810 korban jiwa akibat gempa tersebut, sehingga total korban tewas di kedua negara mencapai 2.308 orang.
Di ibu kota Suriah, Damaskus, gedung-gedung berguncang dan banyak orang berlarian ke jalan karena ketakutan.
Sementara itu, di wilayah Suriah yang dikuasai pemberontak, Pertahanan Sipil Suriah, sebuah organisasi penyelamat yang juga dikenal sebagai White Helmets, mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa bumi telah meningkat.
Baca juga: WNI di Turki Ungkap Detik-detik Saat Gempa Dahsyat Terjadi, Terjebak dan Berlindung di Bawah Meja
Seorang anggota tim penyelamat bernama Ismail Abdullah mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat secara dramatis karena ratusan keluarga masih terjebak di bawah reruntuhan.
“Bencana ini jauh lebih besar dari kapasitas tanggap darurat kita. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, apalagi kita menyaksikan badai salju yang menambah tragedi,” kata Abdullah.
“Kami sekarang menghadapi bencana nyata yang belum pernah kami alami selama bertahun-tahun,” imbuhnya.